Puisi: Lara Hati (Karya Rin)

Puisi "Lara Hati" karya Rin mengeksplorasi tema cinta, pengkhianatan, dan harapan melalui penggunaan simbolisme dan bahasa emosional yang kuat.

Lara Hati


Dua hati saling menyatu
Kata sakral keluar dari mulutmu
Sehidup semati, suka duka tetap bersama
Namun, kau lenyapkan semuanya
Kau lari tanpa alasan
Api berkedip-kedip di hatiku
Hingga darah mengalir dari mataku
22 Mei 2021
Dalam keadaan berbadan dua
Tenggelam dalam lautan kesedihan
Berenang mencari muara
Bumantara jadi saksi bisu
Besok, lara hati akan jadi senang hati

Bandung, 24 Mei 2024

Analisis Puisi:

Puisi "Lara Hati" karya Rin mengeksplorasi tema cinta, pengkhianatan, dan harapan melalui penggunaan simbolisme dan bahasa emosional yang kuat.

Tema Cinta dan Pengkhianatan

  • Cinta yang Sakral: "Dua hati saling menyatu / Kata sakral keluar dari mulutmu" menggambarkan awal yang penuh harapan dan komitmen antara dua orang yang saling mencintai. Ungkapan "sehidup semati, suka duka tetap bersama" menunjukkan janji yang kuat dan hubungan yang dalam.
  • Pengkhianatan: "Namun, kau lenyapkan semuanya / Kau lari tanpa alasan" menyoroti rasa pengkhianatan yang mendalam ketika salah satu pihak meninggalkan yang lain tanpa penjelasan. Ini mencerminkan kekecewaan dan perasaan dikhianati yang dirasakan oleh tokoh dalam puisi.

Penggunaan Simbolisme dan Bahasa Emosional

  • Api dan Darah: "Api berkedip-kedip di hatiku / Hingga darah mengalir dari mataku" menggunakan simbol api dan darah untuk menggambarkan intensitas rasa sakit dan penderitaan emosional. Api melambangkan kemarahan dan rasa sakit yang membakar, sementara darah yang mengalir dari mata menunjukkan kesedihan yang mendalam dan menyakitkan.
  • Tenggelam dalam Kesedihan: "Tenggelam dalam lautan kesedihan / Berenang mencari muara" menggambarkan perasaan terjebak dalam kesedihan dan upaya untuk mencari jalan keluar atau pelarian dari rasa sakit.

Penanda Waktu dan Keadaan

  • 22 Mei 2021: Penanda waktu ini menambahkan elemen realitas ke dalam puisi, memberikan konteks konkret pada perasaan dan pengalaman tokoh.
  • Berbadan Dua: "Dalam keadaan berbadan dua" menunjukkan bahwa tokoh dalam puisi ini sedang hamil, yang menambah lapisan kesedihan dan kekhawatiran, karena pengkhianatan ini tidak hanya mempengaruhi dirinya tetapi juga anak yang belum lahir.

Harapan di Tengah Kesedihan

  • Bumantara Jadi Saksi: "Bumantara jadi saksi bisu" menunjukkan bahwa alam menyaksikan penderitaan tokoh, menambah perasaan kesepian dan ketidakadilan.
  • Harapan untuk Masa Depan: "Besok, lara hati akan jadi senang hati" mengandung harapan bahwa meskipun saat ini penuh dengan kesedihan dan penderitaan, ada kemungkinan untuk kebahagiaan di masa depan.
Puisi "Lara Hati" karya Rin adalah ekspresi mendalam dari cinta yang dikhianati dan penderitaan emosional yang intens. Melalui penggunaan simbolisme api, darah, dan elemen alam, Rin berhasil menyampaikan perasaan sakit dan harapan yang bercampur dalam hati tokoh. Penanda waktu dan keadaan hamil menambah dimensi realitas dan keprihatinan, sementara harapan akan kebahagiaan di masa depan memberikan nuansa optimis di tengah kesedihan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang ketahanan emosional dan pentingnya harapan dalam menghadapi pengkhianatan dan kesedihan.

Karina Eka Putri
Puisi: Lara Hati
Karya: Rin

Biodata Rin:
  • Karina Eka Putri lahir pada tanggal 6 Desember 1998 di Bandung. Rin mempunyai punya hobi literasi sejak kecil, namun karya-karyanya baru dipublikasikan pada tahun 2021. Buku Antologi "Setumpuk Rindu untuk Ayah", terdapat tiga puisi yang ditulis oleh Rin, di antaranya "Ayahku, Pahlawanku", "Ayah, Aku Rindu" dan "Pantaskah Aku Memanggilmu, Ayah?".
  • Rin mendapatkan anugerah Pemenang Duta Baca Online ABA XXII 2024, Juara Favorit II ABA XXII, Juara Harapan II ABA XXI, Juara Favorit IV ABA XXI, Juara Harapan III Nubar SELI Antologi oleh CV. Lintang Semesta Publisher (2024), Juara II Lomba Cipta Puisi Komunitas Penulis Sastra Indonesia (2023), Penulis Terpilih Cipta Puisi Nasional bersama PT. Lintas Media Pustaka (2023) dan Peserta Terpilih Antologi Puisi dengan Penerbit Carina Publisher (2024), serta beberapa penghargaan sebagai peserta terbaik di berbagai acara seminar. Ia aktif mengikuti beberapa kelas menulis puisi online, termasuk Asqa Imagination School (AIS) #46.
© Sepenuhnya. All rights reserved.