Puisi: Hujan, Kita Tak Bisa Bermain di Halaman (Karya Wisnu Handoko)

Puisi "Hujan, Kita Tak Bisa Bermain di Halaman" menggambarkan kepolosan dan adaptasi anak-anak terhadap perubahan kondisi yang tidak mereka inginkan.

Hujan, Kita Tak Bisa Bermain di Halaman


"Yahhh...!"
mereka memekik saat rintik pelan hujani tanah.
Perosotan basah,
jungkat-jungkit basah,
rumput basah
pohon jambu basah
halaman basah.

                Semua membasah,

bungkam memandang
mereka yang diam di dalam kelas yang resah.
Bu guru lalu bacakan sebuah kisah
tentang kodok yang saat hujan nyanyinya berkumandang.

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan, Kita Tak Bisa Bermain di Halaman" karya Wisnu Handoko menggambarkan suasana anak-anak yang terpaksa menghabiskan waktu di dalam ruangan saat hujan turun, membatasi aktivitas mereka di luar ruangan. Melalui puisi ini, Wisnu Handoko berhasil menangkap kepolosan, kekecewaan, dan ketidakberdayaan anak-anak dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Tema dan Makna

Tema utama dari puisi ini adalah keterbatasan dan perubahan rencana yang diakibatkan oleh hujan. Hujan yang pada dasarnya adalah fenomena alam yang biasa, dalam pandangan anak-anak, menjadi penghalang bagi kegiatan bermain mereka di luar ruangan. Ini menyoroti bagaimana elemen alam dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan perasaan manusia, khususnya anak-anak.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari 12 baris dengan struktur bebas. Gaya bahasa yang digunakan sederhana dan lugas, mencerminkan sudut pandang anak-anak yang polos dan langsung dalam mengungkapkan perasaan mereka. Penggunaan kata-kata seperti "Yahhh...!" dan "mereka memekik" menggambarkan kekecewaan spontan dan nyata yang dirasakan oleh anak-anak saat hujan turun.

Imaji dan Simbolisme

Wisnu Handoko menggunakan imaji visual yang kuat untuk menggambarkan suasana halaman yang basah dan ketidakmampuan anak-anak untuk bermain. Perosotan, jungkat-jungkit, rumput, dan pohon jambu yang semuanya basah menciptakan gambaran yang jelas tentang halaman yang tak lagi bisa digunakan untuk bermain. Kata "basah" yang diulang-ulang menegaskan kondisi tersebut dan memberikan penekanan pada perubahan yang terjadi akibat hujan.

Selain itu, hujan di sini bisa diartikan sebagai simbol dari halangan atau rintangan yang tak terduga dalam hidup. Anak-anak yang terpaksa berada di dalam kelas menggambarkan adaptasi dan penerimaan terhadap situasi yang tidak bisa diubah.

Kontras dan Perasaan

Puisi ini menghadirkan kontras antara keceriaan bermain di luar dan keheningan di dalam kelas. Di luar, halaman yang biasanya menjadi tempat bermain kini basah dan tak bisa digunakan. Di dalam, anak-anak merasa resah dan diam, menunjukkan perasaan terkurung dan kebosanan.

Namun, bu guru yang membacakan kisah tentang kodok yang bernyanyi saat hujan adalah upaya untuk mengalihkan perhatian anak-anak dan memberikan hiburan serta pelajaran bahwa hujan bukanlah hal yang buruk. Kisah kodok ini juga bisa dianggap sebagai metafora untuk menerima dan menemukan kebahagiaan dalam situasi yang tidak menyenangkan.

Pesan

Melalui puisi ini, Wisnu Handoko menyampaikan pesan tentang ketidakpastian dan adaptasi. Hujan yang datang tiba-tiba mengajarkan anak-anak (dan juga pembaca) bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan dan terkadang kita harus menerima kenyataan serta mencari cara untuk tetap bahagia meskipun situasi tidak sesuai harapan.

Kisah tentang kodok yang bernyanyi saat hujan mengajarkan bahwa selalu ada sisi positif dari setiap keadaan, dan penting untuk mencari kebahagiaan di tengah kesulitan.

Puisi "Hujan, Kita Tak Bisa Bermain di Halaman" adalah karya yang menggambarkan kepolosan dan adaptasi anak-anak terhadap perubahan kondisi yang tidak mereka inginkan. Wisnu Handoko menggunakan bahasa sederhana namun efektif untuk menggambarkan perasaan kecewa dan resah, serta menawarkan solusi melalui cerita bu guru tentang kodok yang bernyanyi saat hujan. Melalui puisi ini, pembaca diajak untuk merenungkan pentingnya menerima keadaan dan mencari kebahagiaan dalam situasi apa pun.

Wisnu Handoko
Puisi: Hujan, Kita Tak Bisa Bermain di Halaman
Karya: Wisnu Handoko

Biodata Wisnu Handoko:
  • Wisnu Handoko lahir pada tanggal 25 Januari di Semarang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.