Puisi: Goda (Karya Mahatmanto)

Puisi "Goda" karya Mahatmanto menggambarkan pengalaman emosional yang kompleks dan perubahan suasana hati yang mendalam melalui penggunaan imaji ...
Goda

Senyum senang memandang
kuntum dan kembang ........
Sekali hatiku merindu, mendamba
semua yang lama pergi
meninggalkan warna
yang terang membayang;
hitam membiru, ungu memerah
kuning memutih, jernih
menghitam lagi ........
Menghitam lagi
semua yang lama pergi.

Ah, bunga tiada bernyawa
mengapa serasa melambai?
Dan sukmaku, kemana pergi?
Kembali! Aku merasa sunyi
serasa aku diajak bercanda
bunga serasa senyum, melalai
dan menggoda ...............

Sumber: Mimbar Indonesia (Agustus, 1948)

Analisis Puisi:

Puisi "Goda" karya Mahatmanto menggambarkan pengalaman emosional yang kompleks dan perubahan suasana hati yang mendalam melalui penggunaan imaji-imaji alam dan refleksi personal.

Tema Sentral

Puisi ini mengeksplorasi tema nostalgia, kehilangan, dan perubahan suasana hati. Mahatmanto menggambarkan kerinduan akan masa lalu yang telah berlalu, meninggalkan warna-warna yang menggambarkan kecerahan serta kegelapan dalam perasaan.

Imajeri Alam dan Emosi

Penyair menggunakan imaji-imaji alam seperti bunga-bunga, warna-warna, dan perubahan cuaca untuk mengekspresikan perasaan dalam puisi ini. Misalnya, "hitam membiru, ungu memerah / kuning memutih, jernih / menghitam lagi ........ / Menghitam lagi / semua yang lama pergi" menciptakan gambaran tentang perubahan yang dinamis dan siklus alam yang menggambarkan perubahan dalam emosi dan pikiran.

Gaya Bahasa dan Ekspresi Emosional

Gaya bahasa dalam puisi ini terasa introspektif dan puitis. Pemilihan kata-kata yang memadukan warna dan perasaan memberikan dimensi emosional yang dalam. Mahatmanto menggunakan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan tanda-tanda baca yang tidak konvensional untuk mengekspresikan pergolakan batin dan kebingungan yang dirasakan.

Struktur dan Penyampaian

Puisi ini memiliki struktur yang bebas, dengan dua bait dan baris-baris yang tidak beraturan. Hal ini mencerminkan aliran kesadaran atau aliran pikiran penyair yang bergerak bebas dari satu pikiran atau perasaan ke yang lain, menciptakan narasi yang dinamis dan penuh perasaan.

Puisi "Goda" karya Mahatmanto adalah sebuah karya yang menggambarkan perubahan suasana hati dan pergolakan emosional melalui imaji-imaji alam dan refleksi personal. Dengan gaya bahasa yang puitis dan intens, Mahatmanto berhasil menyampaikan kompleksitas perasaan kerinduan, kehilangan, dan pergolakan batin. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keabadian perasaan manusia dalam menghadapi perubahan dan kehidupan yang berubah-ubah.

Dengan demikian, puisi "Goda" bukan hanya sekadar puisi tentang alam atau perubahan, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang kehidupan emosional dan spiritual manusia dalam menghadapi pergolakan dan kebingungan dalam dirinya sendiri.

Puisi Goda
Puisi: Goda
Karya: Mahatmanto

Biodata Mahatmanto:
  • Mahatmanto (nama sebenarnya adalah R. Suradal Abdul Manan) lahir di Kulur, Adikarta, Yogyakarta, pada tanggal 13 Agustus 1924.
  • Dalam dunia sastra, Mahatmanto menggunakan cukup banyak nama samaran, beberapa di antaranya adalah Abu Chalis, Murbaningrt, Murbaningsih, Murbaningrad, Moerbaningsih, SA Murbaningrad, Suradal, Sang Agung, dan Sri Armajati Murbaningsih.
© Sepenuhnya. All rights reserved.