Puisi: Di Ujung Senja (Karya Rafina Yumna Syafiqa)

Puisi "Di Ujung Senja" karya Rafina Yumna Syafiqa menggambarkan keindahan hubungan antara seorang anak perempuan dengan ayahnya.

Di Ujung Senja

Buat ayahku yang kian memuda

Subuh singgah, kau berlayar
Matahari tenggelam,
Kau baru merapat
Kita bertemu bila sempat

Kau pulang membawa peluh
Tanpa sedikit pun mengeluh
Aku menatapmu pilu
Aku tahu kau jadi tersipu

Kau mencium keningku
Itu penawar lelah, katamu
Aku ingin berkata bahwa aku rindu
Rasa ini cepat berpadu dan membiru
Kala melihatmu yang betah di hadapanku

Kita bertemu saat senja
Dan aku ada saat langit menjingga
Buat sekadar menyambut ayah
Dan memberi obat atas lelahnya

Aku rindu setiap senja denganmu,
Yang tercinta, putri kecilmu.

Cilacap, 30 April 2018

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Ujung Senja" karya Rafina Yumna Syafiqa adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan hubungan antara seorang anak perempuan dengan ayahnya. Puisi ini memanfaatkan suasana senja sebagai latar belakang untuk mengungkapkan keintiman, kehangatan, dan rasa rindu dalam hubungan keluarga.

Gambaran Suasana dan Waktu

Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang perjalanan ayah yang berlayar saat subuh dan baru merapat saat matahari tenggelam. Ini menciptakan suasana yang tenang dan indah, di mana waktu menjadi latar belakang yang penting dalam membangun suasana emosional dalam puisi.

Kebersamaan dan Ketulusan

Penyair menggambarkan ayah pulang dengan membawa peluh tanpa mengeluh, menunjukkan ketulusan dan dedikasi ayah dalam memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Kebersamaan antara ayah dan anak terlihat dalam momen ketika ayah mencium kening sang anak sebagai penawar lelah, yang menjadi ungkapan kasih sayang dan perhatian yang mendalam.

Ekspresi Rindu dan Keinginan

Puisi ini mengungkapkan perasaan rindu sang anak terhadap ayahnya, terutama saat mereka bertemu di saat senja. Ayah dianggap sebagai sosok yang hadir untuk memberikan dukungan dan mengobati kelelahan sang anak. Ungkapan "aku rindu setiap senja denganmu" menunjukkan betapa pentingnya momen bersama bagi sang anak.

Keindahan dalam Simbolisme

Puisi menggunakan senja sebagai simbol kebersamaan dan ketenangan, tempat di mana kedua tokoh dalam puisi ini dapat saling merasa nyaman dan dekat. Senja juga melambangkan peralihan waktu dan momen berharga dalam kehidupan, di mana hubungan keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan penuh kasih.

Secara keseluruhan, puisi "Di Ujung Senja" adalah puisi yang menggambarkan keindahan dalam hubungan antara ayah dan anak perempuan. Rafina Yumna Syafiqa dengan indah menggambarkan kehangatan, keintiman, dan rasa rindu dalam hubungan keluarga, serta pentingnya menghargai setiap momen bersama yang berharga.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai-nilai keluarga, kasih sayang, dan kehadiran yang saling memperkaya dalam hubungan orang tua dan anak. Dengan kata-kata yang penuh makna dan emosi, puisi ini berhasil menggambarkan kedalaman perasaan dan hubungan yang kokoh antara ayah dan anaknya.

Rafina Yumna Syafiqa
Puisi: Di Ujung Senja
Karya: Rafina Yumna Syafiqa

Biodata Rafina Yumna Syafiqa:
  • Rafina Yumna Syafiqa lahir pada tanggal 14 Desember 2002 di Cilacap.
© Sepenuhnya. All rights reserved.