Bunga untuk Tuhan
Selepas subuh kubuka jendela
angin sejuk ramah menyapa
dan sekuntum melati yang putih
tersenyum tulus dengan hati bersih
Kunikmati hidup dengan ceria
penuh syukur atas karunia
Tuhan Yang Maha Pemurah
Maha Pengasih dan Bijaksana
atas rahmat yang dilimpahkan
ilmu, kasih sayang bunda,
rasa tenteram, dan kesehatan
Kupetik setangkai melati
kubingkai dengan pita jingga
kusertakan pula zikir dan doa
tak lupa keinginan dan cita-cita
untuk Tuhan yang aku cintai
yang selalu kusapa
pagi, siang, sore, senja
dan saat sepi di malam hari
saat hening dilelap mimpi
Ambal, Kebumen, Juli 2018
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Bunga untuk Tuhan" karya Turiyo Ragilputra adalah sebuah karya yang menyampaikan rasa syukur dan cinta kepada Tuhan melalui simbolisme sederhana namun kuat. Melalui gambaran sehari-hari yang penuh makna, puisi ini mengekspresikan hubungan spiritual yang mendalam dan pengakuan akan berkat serta kasih sayang Tuhan.
Tema dan Makna
- Syukur dan Penghargaan: Puisi ini mengungkapkan rasa syukur yang mendalam terhadap Tuhan. Dengan pembukaan yang sederhana, "Selepas subuh kubuka jendela / angin sejuk ramah menyapa," penulis mengatur suasana untuk refleksi spiritual. Setangkai melati, yang dipetik dan dibingkai dengan pita jingga, menjadi simbol dari rasa terima kasih dan penghargaan terhadap anugerah Tuhan.
- Cinta dan Keterhubungan Spiritual: Penulis mengekspresikan rasa cintanya kepada Tuhan dengan membingkai bunga melati sebagai bentuk penghormatan dan doa. "Kupetik setangkai melati / kubingkai dengan pita jingga" menunjukkan bahwa tindakan ini adalah bentuk penghormatan dan dedikasi, disertai dengan doa dan zikir yang menyertai.
- Keseharian sebagai Bentuk Ibadah: Puisi ini menyoroti bagaimana momen-momen sehari-hari—seperti membuka jendela di pagi hari—dapat menjadi bentuk ibadah dan penghormatan kepada Tuhan. Penulis menunjukkan bahwa kebahagiaan dan rasa syukur dapat ditemukan dalam tindakan sederhana, seperti menikmati angin pagi dan mencium harum bunga melati.
Gaya Bahasa dan Teknik Puitis
- Simbolisme dan Imaji: Turiyo Ragilputra menggunakan simbol bunga melati sebagai representasi dari kemurnian dan kecintaan. "Sekuntum melati yang putih" menggambarkan kesucian dan ketulusan hati. Imaji yang kuat seperti "angin sejuk ramah menyapa" dan "setangkai melati" membangun suasana damai dan penuh rasa syukur.
- Struktur dan Ritme: Puisi ini menggunakan struktur yang sederhana namun efektif untuk menyampaikan pesan. Dengan alur yang jelas dan ritme yang lembut, puisi ini mengalir dengan lancar, menciptakan suasana yang tenang dan reflektif. Penggunaan repetisi pada frasa seperti "pagi, siang, sore, senja" menekankan konsistensi dan kedekatan dalam hubungan spiritual.
- Bahasa dan Pilihan Kata: Pilihan kata dalam puisi ini sederhana dan langsung, tetapi sangat menyentuh. Frasa seperti "Tuhan Yang Maha Pemurah / Maha Pengasih dan Bijaksana" mencerminkan kekaguman dan penghargaan yang mendalam terhadap Tuhan. Bahasa yang digunakan sangat sesuai dengan tema puisi, menciptakan rasa kedekatan dan keintiman.
Kesan dan Refleksi
Puisi "Bunga untuk Tuhan" memberikan kesan mendalam tentang bagaimana tindakan sederhana sehari-hari dapat dihubungkan dengan pengalaman spiritual dan rasa syukur. Melalui simbolisme bunga melati dan deskripsi yang penuh perasaan, puisi ini menyampaikan pesan bahwa setiap momen kehidupan adalah kesempatan untuk menghargai dan bersyukur atas berkat Tuhan.
Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan dan bagaimana mereka dapat mengungkapkan rasa terima kasih dalam kehidupan sehari-hari. Karya ini adalah contoh yang indah tentang bagaimana puisi dapat digunakan untuk menyampaikan emosi dan pengakuan spiritual, menjadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk merayakan dan mengingat anugerah Tuhan.
Turiyo Ragilputra melalui puisi ini berhasil menangkap esensi dari rasa syukur dan cinta dalam bentuk yang sederhana namun kuat, memberikan pembaca sebuah refleksi yang mendalam tentang pentingnya menghargai dan merayakan hubungan kita dengan Tuhan.
Karya: Turiyo Ragilputra
Biodata Turiyo Ragilputra:
- Turiyo Ragilputra lahir pada tanggal 7 April 1964 di Kebumen.