Puisi: Belajar Berkebun (Karya Sumanang Tirtasujana)

Puisi "Belajar Berkebun" karya Sumanang Tirtasujana mengajarkan banyak nilai kehidupan seperti kerja keras, mencintai alam, menjaga tradisi ...

Belajar Berkebun


Kakekku sudah tua
Tapi ia semangat bekerja
Aku sering diajak di kebunnya
Ada timun, tomat, dan pepaya

Di kebun sungguh senang sekali
Burnng-burung berkicau bersahutan
Suasana desa damai menyenangkan
Apalagi musim panen, telah tiba waktunya.

Setiap liburan aku diantar ibuku
Menengok nenek dan kakek di kampung
Sambil belajar berkebun
Paling suka, saat memetiki buahnya.

Pituruh, Purworejo, 5 Juli 2018

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Belajar Berkebun" karya Sumanang Tirtasujana adalah sebuah karya sederhana namun sarat makna. Melalui gambaran tentang kebersamaan seorang cucu dengan kakeknya di kebun, puisi ini tidak hanya menggambarkan keindahan alam pedesaan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti kerja keras, kebersamaan keluarga, dan kecintaan terhadap alam.

Dalam puisi ini, berkebun bukan sekadar aktivitas menanam dan memanen hasil, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan bagi sang cucu. Dengan suasana pedesaan yang damai dan penuh keceriaan, puisi ini membangkitkan nostalgia serta rasa syukur atas kebersamaan dengan keluarga.

Kegigihan dan Semangat Kerja

Puisi ini diawali dengan gambaran sosok kakek yang sudah tua tetapi tetap semangat bekerja:

Kakekku sudah tua
Tapi ia semangat bekerja

Baris ini mengajarkan bahwa usia bukanlah halangan untuk tetap bekerja dan berkarya. Semangat kakek dalam mengelola kebunnya menunjukkan nilai ketekunan dan kerja keras, sesuatu yang bisa menjadi teladan bagi generasi muda.

Belajar dan Bermain di Alam Terbuka

Sang cucu yang sering diajak ke kebun merasakan kegembiraan yang luar biasa:

Di kebun sungguh senang sekali
Burung-burung berkicau bersahutan

Puisi ini menggambarkan suasana desa yang damai dan menyenangkan. Belajar berkebun bukan hanya soal menanam tanaman, tetapi juga soal menikmati keindahan alam, mendengar suara burung, serta merasakan udara segar di pedesaan.

Hal ini memberikan pesan bahwa anak-anak sebaiknya tidak hanya terpaku pada teknologi dan dunia digital, tetapi juga perlu mengenal alam secara langsung untuk mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna.

Kebersamaan Keluarga dan Tradisi

Selain menggambarkan hubungan antara cucu dan kakek, puisi ini juga menyoroti pentingnya tradisi mengunjungi orang tua di kampung:

Setiap liburan aku diantar ibuku
Menengok nenek dan kakek di kampung

Tradisi pulang kampung bukan hanya soal menjenguk keluarga, tetapi juga menjaga tali silaturahmi dan meneruskan kebiasaan baik dari generasi ke generasi. Dengan cara ini, anak-anak dapat belajar dari orang tua dan kakek-nenek mereka, serta memahami nilai-nilai kehidupan yang lebih sederhana dan bermakna.

Kebahagiaan dalam Kesederhanaan

Salah satu bagian yang paling menarik dalam puisi ini adalah ketika sang cucu merasa paling senang saat memetik buah di kebun:

Paling suka, saat memetiki buahnya.

Bagian ini menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal besar atau mahal. Sesuatu yang sederhana seperti memetik buah hasil kerja keras sendiri bisa memberikan kebahagiaan yang luar biasa.

Gaya Bahasa dan Diksi

Puisi "Belajar Berkebun" menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tetapi tetap indah dalam penyampaiannya. Beberapa ciri khas dalam puisi ini antara lain:
  • Bahasa yang ringan dan komunikatif – Puisi ini menggunakan kalimat-kalimat pendek yang lugas, sehingga mudah dimengerti oleh semua kalangan, termasuk anak-anak.
  • Penggunaan unsur alam sebagai latar – Gambaran burung berkicau, kebun dengan berbagai tanaman, dan suasana desa yang damai memberikan nuansa natural yang kuat dalam puisi ini.
  • Nuansa kebahagiaan dan kehangatan – Dari awal hingga akhir, puisi ini menggambarkan suasana yang penuh kebahagiaan, mulai dari semangat kakek berkebun hingga kegembiraan sang cucu saat memetik buah.

Pesan Moral dalam Puisi

Ada beberapa nilai kehidupan yang bisa dipetik dari puisi Belajar Berkebun:
  • Belajar dari Alam Itu Penting – Berkebun bukan hanya tentang menanam, tetapi juga tentang memahami bagaimana alam bekerja dan bagaimana kita bisa menghargai prosesnya.
  • Kerja Keras Membawa Hasil – Sang kakek yang tetap bekerja keras meskipun sudah tua menunjukkan bahwa kerja keras dan ketekunan adalah kunci dalam mencapai sesuatu.
  • Kebersamaan dengan Keluarga Itu Berharga – Tradisi pulang kampung dan belajar dari orang tua mengajarkan bahwa keluarga adalah sumber kebijaksanaan dan kebahagiaan.
  • Kebahagiaan Bisa Didapatkan dari Hal-Hal Sederhana – Kesenangan dalam memetik buah sendiri menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak harus selalu berasal dari sesuatu yang mewah.
Puisi "Belajar Berkebun" karya Sumanang Tirtasujana adalah sebuah puisi sederhana yang penuh makna. Dengan menggambarkan kebersamaan antara seorang cucu dan kakeknya di kebun, puisi ini mengajarkan banyak nilai kehidupan seperti kerja keras, mencintai alam, menjaga tradisi keluarga, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.

Puisi ini juga mengingatkan kita bahwa belajar tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, tetapi juga dari pengalaman langsung di alam. Berkebun bukan hanya sekadar menanam dan memanen, tetapi juga menjadi sarana untuk belajar tentang kehidupan, kerja keras, dan kesabaran.

Dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami, puisi ini bisa menjadi bacaan yang menyenangkan sekaligus mendidik bagi anak-anak maupun orang dewasa.

Sumanang Tirtasujana
Puisi: Belajar Berkebun
Karya: Sumanang Tirtasujana

Biodata Sumanang Tirtasujana:
  • Sumanang Tirtasujana lahir pada tanggal 1 Agustus 1961 di Purworejo.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kota LamaLampu-lampu menerangi kota lamaGedung-gedung tua bertukar ceritaOrang-orang saling bicaraGereja Blenduk menemani pasar antik dan langkaDi Stasiun Tawang melaju keretaBetap…
  • Kelinci Kelinci, kelinci, bulumu putih bersih sekali Kamu melompat lincah ke sana dan ke sini Kelinci, kelinci, matamu itu lucu sekali Mengerdip-ngerdip sehingga saya jadi g…
  • Sang PelitaJika malam ini sesuatu mengganggu tidurmuItu karena kebodohan kamiJika dinginnya hawa pagi kau pilih untuk mengiring langkahmuItu karena kau merindukan kamiJika siang ya…
  • Aku SamudraAku samudratak lekang oleh panas dan malamairku terus mengalir tak pernah surutmeski mentari setia memanggang setiap hariDiriku adalah batu karangtetap kukuh walau diter…
  • Aku Anak HebatAku anak hebatGenerasi penerus bangsa yang sehatKarena tubuhku menyimpan beragam vitaminHasil kekayaan tanah yang subur dan air yang murniTanah air IndonesiaAku anak …
  • IsyaratAngin senja bertiup menyapu rerantingdaun jatuh satu-satubeburung gagak terbang di atas pusararembulan pucat muncul berbagi senyapAngin senja berdesir di hatiair mata lalu m…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.