Apakah Suara Ini Telah Hilang?
Terdengar suara nyaring
Dari gubuk tua
Tempat pembebasan negeri ini
Namun tak menghinggapi telinga mereka
Suara itu menjadi malu
Memilih membisu
Menyimpan rasa
Tak terdengar lagi
Sangka mereka
Ia telah tiada
Ia sudah berlalu
Namun suaranya masih terngiang
Di negeri ini
Akan nasib bangsa ini
Puluhan tahun lalu
Yang dihinggapi api penindasan dari negeri seberang
Walaupun waktu itu
Sudah bergeser
Namun janganlah suara itu dijauhkan
Biarlah ia menjadi lonceng di negeri ini
Lonceng kebenaran
Lonceng keadilan
Bagi negeri yang bertuan ketidakadilan ini
Yang bercita-cita untuk kemakmuram segilintir orang
Namun apakah itu cita-cita negeri ini?
2024
Analisis Puisi:
Puisi "Apakah Suara Ini Telah Hilang?" adalah puisi karya Okto Son yang mengangkat tema perjuangan, ketidakadilan, dan nostalgia terhadap masa lalu yang berjuang demi kemerdekaan dan keadilan. Melalui puisi ini, Okto Son menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya mempertahankan suara keadilan dan kebenaran dalam menghadapi realitas yang penuh ketidakadilan.
Suara Perjuangan dan Ketidakadilan
Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang suara nyaring dari gubuk tua, simbol dari masa lalu ketika perjuangan untuk pembebasan negeri masih berkobar. Suara ini mewakili semangat dan keberanian para pejuang yang berjuang melawan penindasan. Namun, dengan cepat, puisi ini menunjukkan bahwa suara tersebut tidak lagi didengar oleh mereka yang berkuasa saat ini.
Kehilangan dan Diam
Suara yang dulu nyaring kini menjadi malu dan memilih membisu, menyimpan rasa tanpa terdengar lagi. Ini menunjukkan transformasi dari keberanian menjadi keheningan, sebuah refleksi tentang bagaimana nilai-nilai perjuangan dan keadilan sering kali tersisih dalam masyarakat yang semakin materialistik dan pragmatis. Suara tersebut dianggap telah tiada oleh mereka yang tidak lagi peduli pada nilai-nilai perjuangan masa lalu.
Ingatan Kolektif dan Api Penindasan
Meskipun suara tersebut dianggap telah berlalu, puisi ini menekankan bahwa suaranya masih terngiang di negeri ini. Okto Son mengingatkan pembaca tentang masa lalu yang penuh dengan perjuangan melawan penindasan dari negeri seberang. Meskipun waktu telah bergeser, kenangan dan nilai-nilai perjuangan tidak boleh dilupakan. Puisi ini mengajak kita untuk tetap mengenang dan menghormati suara-suara yang telah berjuang demi keadilan dan kebebasan.
Lonceng Kebenaran dan Keadilan
Bagian penutup puisi ini sangat kuat, dengan permintaan agar suara tersebut tidak dijauhkan. Penyair ingin suara perjuangan itu tetap menjadi lonceng di negeri ini, lonceng kebenaran dan keadilan. Ini adalah seruan untuk menjaga nilai-nilai perjuangan dan memastikan bahwa cita-cita keadilan dan kemakmuran untuk semua, bukan hanya untuk segelintir orang, tetap hidup dalam hati dan pikiran masyarakat.
Refleksi Terhadap Realitas Sosial
Puisi ini juga merupakan refleksi terhadap realitas sosial dan politik saat ini, di mana sering kali ketidakadilan dan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan mendominasi. Okto Son mengkritik bagaimana cita-cita luhur bangsa seringkali dikhianati oleh kepentingan segelintir orang yang mencari kemakmuran pribadi. Dengan demikian, puisi ini tidak hanya menjadi kenangan akan masa lalu, tetapi juga sebuah panggilan untuk aksi dan refleksi terhadap kondisi saat ini.
Puisi "Apakah Suara Ini Telah Hilang?" karya Okto Son adalah puisi yang penuh makna dan refleksi mendalam tentang perjuangan, keadilan, dan pentingnya menjaga suara-suara kebenaran dalam masyarakat. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, Okto Son berhasil menyampaikan pesan yang relevan tentang pentingnya menjaga dan menghormati nilai-nilai perjuangan demi keadilan dan kemakmuran untuk semua. Puisi ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan sejarah dan terus memperjuangkan cita-cita luhur yang diwariskan oleh para pejuang kemerdekaan.