Walt Disney Company atau yang lebih dikenal sebagai Disney merupakan perusahaan perusahaan global yang bergerak dibidang hiburan dan media. Disney dibentuk pada tahun 1923, tepatnya pada musim panas, tanggal 16 Oktober 1923. Dipetik dari situs thewaltdisneycompany.com, Walt Disney memiliki banyak sekali misi, salah satunya adalah menghibur, memberi informasi, serta menginspirasi melalui cerita-cerita dongeng yang tidak tertandingi.
Disney sudah banyak memproduksi berbagai macam film dengan genre yang beragam, salah satunya adalah film Aladdin. Selain memproduksi film-film animasi, Disney juga mengadaptasi film-film animasi mereka ke dalam live-action. Salah satunya adalah film Aladdin dirilis pada tahun 2019 merupakan adaptasi dari animasi klasik Disney dengan judul yang sama.
Seperti film Disney yang lainnya, Aladdin juga mengandung elemen-elemen dramatik. Elemen dramatik di antaranya karakter tokoh, dialog, plot, latar, dan adegan (Rahayu, 2021). Tetapi, penulis akan memfokuskan tulisan ini pada tokoh Putri Jasmine dan lagu “Speechless” yang dinyanyikan oleh tokoh tersebut.
Tokoh Putri Jasmine merupakan seorang putri Kesultanan Agrabah yang tegas dan berani dalam memperjuangkan tradisi yang mendiskriminasi perempuan. Dalam film, Putri Jasmine tidak bisa menjadi sultan dan ayahnya memaksa ia untuk menikah dengan seorang pangeran. Meskipun seorang Putri Kesultanan, Putri Jasmine dianggap tidak mampu untuk menjadi seorang pemimpin Kerajaan Agrabah.
Meskipun adaptasi dari animasi dengan judul yang sama, film Aladdin live-action memiliki beberapa perbedaan cerita. Dilansir dari situs idntimes.com, Putri Jasmine pada animasi tahun 1992 merupakan perempuan yang lemah lembut, sedangkan Putri Jasmine pada film 2019 merupakan perempuan yang tegas, berani, independen, bahkan di akhir film berhasil menjadi sultan menggantikan ayahnya. Lagu “Speechless” merupakan orisinil lagu dari film Aladdin 2019 yang menggambarkan seorang perempuan yang berani dan tegas.
Lagu “Speechless” merupakan bentuk ungkapan Putri Jasmine yang ingin memperjuangkan hak nya sebagai perempuan dalam kesetaraan ikut serta dalam memimpin Agrabah. Putri Jasmin tidak akan diam meskipun suaranya diremehkan, tidak didengar, bahkan dianggap tidak mampu memimpin sebuah kerajaan.
Pada menit 23:30, Putri Jasmine menyanyikan lagu “Speechless” setelah pendapatnya tidak didengar oleh ayahnya yang kemudian Jafar memerintahkan Putri Jasmine menerima tradisi Agrabah, yaitu tidak bisa menjadi sultan dan harus menikah dengan seorang pangeran.
Putri Jasmine juga menyanyikan lagu “Speechless” pada 1:36:44 saat ia ditangkap oleh prajurit kesultanan. Ia bernyanyi dengan raut wajah yang tegas, mata berkaca-kaca, dan kedua tangan mengepal sebagai penanda emosi Jasmine yang sudah tidak bisa diam saat Kesultanan Agrabah diambil alih oleh Jafar.
Putri Jasmine yang berani melakukan pemberontakan dengan menggunakan kepandaiannya untuk mempengaruhi hakim agar mempertimbangkan keputusannya tunduk kepada perintah Jafar. Melihat keberanian Putri Jasmine, hakim mulai tersadar untuk tidak tunduk pada Jafar dan hakim memerintahkan para prajurit kesultanan untuk menangkap Jafar. Pada akhir film, Jasmine berhasil mengubah tradisi yang mengikat dirinya. Ia diangkat menjadi Sultan Agrabah. Setelah menjadi Sultan, Jasmine mengubah hukum di Agrabah yang mewajibkan untuk menikah dengan seorang pangeran.
Daftar Pustaka:
- Oktivera, E. (2020). Perspektif Kesetaraan Gender Tokoh Putri Jasmine pada Film Aladdin.
- Diambil dari Tarakanita Forum: https://repository.starki.id/id/eprint/162
- Rahayu, L. M., & Amalia, S. K. (2021). Studi Drama dan Teater. Bandung: Unpad Press.
- The Walt Disney Company. (2022). About: The Walt Disney Company. Dipetik September 26, 2023, dari The Walt Disney Company Web site: https://thewaltdisneycompany.com/
Biodata Penulis:
Tri Utami, lahir pada 9 Oktober 2002, merupakan seorang mahasiswa jurusan Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran yang gemar menulis dan sedang aktif menulis cerita rekaan (fan fiction) di platfrom X atau Twitter.