Kebersihan dan kerapian masjid merupakan cermin dari kesucian tempat ibadah, serta mencerminkan sikap hormat dan tanggung jawab terhadap agama. Masjid yang bersih adalah tempat yang nyaman untuk beribadah, berinteraksi dengan sesama jamaah, dan memupuk nilai-nilai moral.
Kebersihan masjid ialah tugas bersama, namun sering kali tanggung jawab untuk menjaga kebersihan ini jatuh pada beberapa orang saja, seperti pengurus masjid atau petugas kebersihan. Ini mungkin menyebabkan ketidakcukupan perawatan dan pemeliharaan yang optimal. Oleh karena itu, pemberdayaan takmir dalam menjaga kebersihan masjid menjadi suatu inisiatif penting yang tidak hanya membantu memelihara masjid secara fisik, tetapi juga mendidik generasi muda tentang nilai-nilai kebersihan, tanggung jawab, dan keterlibatan aktif dalam masyarakat.
Mushola Darul Falah merupakan mushola yang berada di desa Ringinpitu kabupaten Tulungagung yang berdekatan dengan UIN Sayyid Ali Rahmatullah. Adapun para takmir mushola tersebut merupakan para mahasiswa yang menempuh perguruan tinggi di UIN Sayyid Ali Rahmatullah.
Para takmir tersebut tidak hanya bertugas untuk membersihkan mushola, namun juga bertugas menghidupi mushola tersebut. Seperti adzan di waktu salat, mengisi kajian di hari-hari tertentu. Berikut merupakan hadis-hadis yang menerangkan tentang keutamaan menjaga kebersihan tempat ibadah:
صحيح ابن حبان ١٦٣٤: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ، وَأَنْ تُطَيَّبَ وَتُنَظَّفَ.
Artinya: Shahih Ibnu Hibban 1634: Al Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami, Al Husain bin Ali telah menceritakan kepada kami sebuah hadis dari Za'idah dari Hisyam bin Urwah dari Ayahnya dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk membangun masjid-masjid di daerah-daerah dan agar masjid-masjid itu dipelihara kebersihan dan keharumannya.”
Dalam hadis tersebut Rasulullah memerintahkan para umat muslim untuk membangun atau menghidupi masjid. Tidak hanya menghidupi namun juga menjaga kebersihan dan keharuman tempat masjid. Tujuan dari hal tersebut adalah demi kenyamanan orang yang melaksanakan ibadah di masjid tersebut.
Adapun di bawah ini merupakan hadis tentang kemuliaan orang yang menjaga dan merawat masjid:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ أَنْبَأَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَة أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا بَعْدَ أَيَّامٍ فَقِيلَ لَهُ إِنَّهَا مَاتَتْ قَالَ فَهَلَّا آذَنْتُمُونِي فَأَتَى قَبْرَهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah berkata: Telah memberitakan kepada kami Hammad bin Zaid berkata: Telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Abu Rafi' dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merasa kehilangan seorang wanita berkulit hitam yang biasa merawat (kebersihan) masjid, kemudian beliau mencari tahu tentang wanita tersebut setelah beberapa hari. Lalu dikatakan kepada beliau, "Wanita itu telah meninggal," beliau bersabda: "Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku!" beliau pun mendatangi kuburannya dan mensalatinya."
Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa seorang yang selalu istiqamah dalam membersihkan masjid yang telah meninggal dunia. Kemudian Rasulullah mendatangi makam orang tersbut dan mensalatinya.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan merawat dan membersihkan masjid merupakan sebuah kewajiban bagi semua orang. Dan hal tersebut merupakan perbuatan yang sangat mulia, yang dengan bersihnya masjid akan membuat nyaman bagi orang yang sedang beribadah.
Penulis: Ikhwannudin Bagas Ramadhani