Paus Sang Pahlawan Laut

Konsekuensi dari penurunan populasi paus sangat vital bagi upaya perang melawan perubahan iklim. Ekosistem laut tidak seimbang, fitoplankton ...

Di tengah hiruk-pikuk isu perubahan iklim, peran tak terduga para raksasa lautan, paus, mulai disorot. Jauh dari sekadar mamalia laut yang memesona, paus ternyata menyimpan kekuatan besar dalam membantu melawan krisis iklim. Kekuatan paus ini membuat mereka layak dijuluki sebagai pahlawan laut dalam mengatasi perubahan iklim.

Paus merupakan salah satu yang menyerap karbon paling efektif di bumi. Tubuh raksasa mereka menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar, entah mereka hidup maupun mati. Paus menyimpan hingga 33 ton karbon dioksida seumur hidupnya, untuk perbandingan pohon ek hanya menyimpan 12 ton selama 500 tahun. Bahkan ketika mereka tenggelam, karbon mereka tenggelam bersama mereka dan tidak kembali ke atmosfer. Hal ini sangat berkontribusi dalam pemanasan global.

Paus juga berperan penting untuk penyuburan fitoplankton. Feses mereka dijuluki feses super karena kaya akan zat besi dan nutrisi lainnya yang penting untuk fitoplankton. Fitoplankton yang berkembang akan berperan krusial menyerap karbondioksida dari atmosfer dan menghasilkan oksigen.

Dengan penyuburan fitoplankton, paus membantu dalam peningkatan serapan karbondioksida secara global dan menjaga ekosistem laut. Efek domino dari kesuburan plankton juga sangat besar. Di mana plankton sebagai awal rantai makanan yang menjaga keanekaragaman hayati terganggu, maka keseimbangan ekosistem laut juga terganggu.

Paus Sang Pahlawan Laut

Namun sayangnya, walau para paus memiliki gelar pahlawan laut mereka tetap diburu yang berakibat penurunan drastis populasi mereka. Di masa lampau perburuan masif mengakibatkan populasi paus di masa sekarang hanya 10% dari jumlah sebelum perburuan.

Konsekuensi dari penurunan populasi paus ini sangat vital bagi upaya perang melawan perubahan iklim. Ekosistem laut tidak seimbang, fitoplankton berkurang, dan laut tidak lagi sangat efektif menyerap karbon dioksida. Hal ini jelas akan memperkeruh perubahan iklim.

Terdapat pula sebuah studi bagaimana jika tidak terjadi perburuan masif terhadap paus atau pemulihan populasi paus sebelum terjadi perburuan. Studi itu memperkirakan bahwa penyerapan karbon dapat meningkat hingga 2 miliar ton per tahun. Hal ini berarti paus memiliki potensi besar untuk membantu mitigasi perubahan iklim.

Dengan adanya informasi akan peran pahlawan laut kita ini, sangat diharapkan akan adanya upaya pelestarian paus. Hal ini dapat dimulai dari larangan perburuan paus untuk diberlakukan di berbagai negara dan pendirian suaka paus untuk melindungi habitat mereka.

Edukasi dan advokasi publik juga perlu digencarkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang pentingnya kelestarian paus. Penggunaan teknologi terkini juga sangat diperlukan seperti drone dan satelit untuk memonitor populasi paus dan mendeteksi perburuan liar. 

Oleh karena itu mari kita bersama sama menjaga populasi paus untuk membantu pahlawan laut ini perang melawan iklim. Hal ini dapat dimulai dengan hal kecil seperti tidak membuang sampah ke perairan baik sungai maupun laut. Dengan menjaga laut, kita juga menjaga masa depan planet dan generasi penerus.

Bersama sama, kita ciptakan masa depan yang lebih hijau dan lestari dengan paus sebagai pahlawan lautan!

Biodata Penulis:

Reginald Maghfirot Rammadhani Guzherra lahir pada tanggal 27 Oktober 2004.

© Sepenuhnya. All rights reserved.