Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Menanggapi Statement "Kuliah adalah Pengangguran"

Pendidikan tinggi juga sangat penting untuk mendorong inovasi dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berdampak ...

Akhir-akhir ini, sering kali kita mendengar sebuah pernyataan atau statement masyarakat, khususnya di media sosial, "Kuliah adalah pengangguran." Terlebih sedang viral di salah satu media, yaitu TikTok, ada salah satu konten yang memunculkan tulisan berisi "Kuliah adalah pengangguran dengan gaya." Konten tersebut telah ramai dibahas di kalangan mahasiswa. Setelah konten itu ramai, banyak dari kalangan mahasiswa membahas statement tersebut. Ada yang malah mengajak nongkrong bareng, bahkan ada yang memberikan statement dari sudut pandang mahasiswa dan sudut pandang lainnya. Namun, apakah statement tersebut benar?

Kuliah adalah Pengangguran

Pertama dan terpenting, pendidikan tinggi memberikan dasar pengetahuan mendalam dan keterampilan yang relevan untuk dunia kerja. Mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang bidang studi mereka melalui berbagai mata kuliah dan bimbingan dari pengajar yang berpengalaman. Selain itu, mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang berguna, seperti analitis, pemecahan masalah, komunikasi, dan kepemimpinan. Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh bisnis di berbagai industri di era globalisasi dan persaingan yang ketat.

Pendidikan tinggi juga membuka banyak pintu dalam dunia kerja. Pendidikan tinggi memberikan dasar yang kuat bagi seseorang untuk memasuki berbagai profesi, meskipun tidak menjamin pekerjaan yang langsung terkait dengan bidang studi, gelar sarjana menjadi syarat masuk yang sering diharapkan oleh perusahaan dalam proses seleksi karyawan. Ini tidak berarti bahwa kuliah tidak berguna secara keseluruhan, meskipun ada beberapa lulusan yang menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusan mereka.

Selain itu, pendidikan tinggi memiliki dampak yang lebih luas pada perkembangan individu dan masyarakat selain pada aspek karir. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengintegrasikan pengalaman kuliah mereka dengan praktik industri yang sesuai. Mahasiswa dapat memperoleh keterampilan yang dibutuhkan pengusaha melalui magang, kerja paruh waktu, atau proyek kolaboratif dengan perusahaan.

Pendidikan tinggi mendorong pemikiran kritis, nilai sosial yang kuat, dan etika. Mahasiswa memperluas wawasan mereka tentang dunia karena mereka melihat berbagai budaya dan perspektif. Selain itu, mereka memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan di luar kelas, seperti proyek sosial, organisasi, dan keterampilan kepemimpinan. Ini membantu mereka memperoleh rasa tanggung jawab sosial dan keterampilan kepemimpinan.

Pendidikan tinggi juga sangat penting untuk mendorong inovasi dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berdampak positif pada kemajuan umum masyarakat. Ke depan, teknologi mungkin dapat menggantikan pekerjaan manusia saat ini. Artinya, mahasiswa harus bersemangat untuk belajar agar mereka siap menghadapi situasi di dunia kerja mendatang. Lantas, membuat laporan dan artikel, membuat bahan presentasi, mengerjakan praktikum dan lapraknya, kerja kelompok setiap hari, dan mengerjakan tugas sampai begadang itu yang dikatakan menganggur?

Jadi, untuk menanggapi statement tersebut beserta respon-respon masyarakat terkait konten yang viral itu, sebenarnya sah-sah saja seseorang itu mau kuliah atau tidak karena hak setiap individu. Intinya kuliah atau tidak kuliah, semua tergantung cara berpikir seseorang. Menggapai ilmu sampai sarjana itu bagus, silahkan kuliah. Lalu, yang menganggap cukup cari pengalaman tanpa kuliah juga silakan kalau tidak mau kuliah, tapi jangan merendahkan dari salah satu sudut pandang. 

Biodata Penulis:

Latifah Restu Pinasti (biasa dipanggil Latifah) lahir di Karanganyar pada tanggal 17 Maret 2005. Saat ini, perempuan yang memiliki hobi memasak ini, aktif sebagai mahasiswa semester 2, program studi Ilmu Lingkungan, di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.