Lebaran Tanpa Opor Ayam dan Mudik? Emang Sah?

Keseruan Lebaran bagi sebagian orang tanpa mudik dan sedang menunggu orang terkasih di perjalanan dengan kegiatan menyiapkan sajian makanan khas ...

Lebaran menjadi momen paling ditunggu-tunggu oleh para umat Muslim terutama bagi orang yang merantau. Setelah menjalankan ibadah, puasa, dan memperbaiki diri, tiba saatnya untuk merayakan momen satu tahun sekali ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam menjalankannya. Lebaran menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga, sanak saudara, dan orang-orang tercinta untuk saling bermaaf-maafan dan berbagi kebahagiaan antar sesama.

Salah satu hal yang dinantikan oleh banyak orang terutama orang merantau saat lebaran ialah mudik ke kampung. Mudik memiliki keseruan tersendiri bagi setiap orang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan lebaran. Mudik lebaran diwarnai dengan kehebohan serta keseruan saat perjalanan terutama ketika bermacet-macetan di jalan. Mudik menjadi hal yang menyenangkan karena akan bertemu dengan kerabat yang sudah lama tidak ditemui serta merasakan hiruk-pikuk suasana kampung halaman yang ramai oleh persiapan Lebaran adalah pengalaman yang sangat berkesan bagi banyak orang. Namun lebaran tanpa mudik emang seru?

Lebaran yang diwarnai dengan mudik memanglah seru, namun Lebaran tanpa mudik tak kalah seru. Namun bagi sebagian orang yang memilih untuk tidak mudik atau memang menetap di kampung tidak dapat mendapatkan kesan mudik saat Lebaran. Namun mereka akan mendapat kesan menunggu orang tercinta ataupun anak yang tersayang untuk kembali ke kampung halaman dikarenakan sudah lama tidak bertemu.

Lebaran Tanpa Opor Ayam dan Mudik

Keseruan Lebaran bagi sebagian orang tanpa mudik dan sedang menunggu orang terkasih di perjalanan dengan kegiatan menyiapkan sajian makanan khas yang menjadi tradisi ketika lebaran seperti rendang, kue kering, sate, makanan ringan, dan sebagainya yang wajib selalu ada di meja makan saat lebaran tiba. Makanan khas yang menjadi tradisi mayoritas orang saat ialah opor ayam, namun lebaran tanpa opor ayam emang sah?

Setiap Lebaran dalam keluarga penulis tidaklah menyajikan opor ayam dengan lontong namun menyajikan sate ayam sebagai pengganti opor ayam. Membakar sate sebelum lebaran menjadi warna tersendiri bagi penulis. Berbeda dengan kebanyakan orang ketika Lebaran harus ada opor ayam, namun satelah yang menjadi makanan wajib ketika lebaran. Disajikan dengan lontong beserta sambal kacang yang nikmat memberi kesan yang sangat khas. Menyiapkan lontong dihari sebelumnya dan membakar sate yang begitu lama demi menyajikan makanan untuk keluarga terkasih dan tamu memberikan kesan yang tak akan terlupakan.

Menunggu kerabat yang lagi mudik menjadi kegiatan orang yang tidak mudik. Berkumpul dengan orang terkasih dan kerabat yang lama tidak bertemu dengan menikmati sajian khas Lebaran. Serta bersilaturahmi kepada tetangga dan kerabat yang lebih tua mewarnai lebaran yang tidak mudik. Pada hari pertama lebaran dihiasi dengan kegiatan ibadah Salat Id yang berlokasi di lapangan dekat dengan rumah. Dengan lapangan yang penuh dengan belalang dan wereng yang mengganggu saat salat berlangsung. Kegiatan bermaaf-maafan dengan orang tua yang dilanjut dengan menikmati sajian Lebaran sambil menunggu kerabat jauh.

Halal bihalal sudah menjadi kegiatan wajib ketika Lebaran berlangsung. Mengunjungi tetangga desa yang lebih tua untuk bersilaturahmi dan menikmati sajian yang berbeda setiap rumah untuk dirasakan. Mengunjungi setiap rumah memberikan kesan yang menyenangkan bagi setiap orang dikarenakan orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya menjadi kenal dan bagi orang yang beruntung akan mendapatkan THR. THR menjadi hal yang sangat dinantikan oleh banyak orang terutama anak kecil selain mudik dan sajian khas Lebaran. Entah siapa yang mencetuskan adanya THR di Hari Raya, namun hal tersebut sudah seperti hal wajib yang harus diberikan kepada anak kecil dari para orang tua setelah mereka bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Namun hal tersebut memberikan kebahagiaan tersendiri untuk mereka.

Lebaran tanpa opor ayam dan mudik bukanlah sesuatu yang mengurangi keistimewaan momen tersebut. Lebaran tetap sah dan berarti, selama kita dapat merasakan makna sebenarnya dari perayaan ini, yaitu kebersamaan, kedekatan dengan keluarga, dan berbagi kebahagiaan kepada sesama.

Biodata Penulis:

Desinta Ayu Anggrahani lahir pada tanggal 11 Desember 2004.

© Sepenuhnya. All rights reserved.