Intermittent Fasting Jadi Solusi Diet Sehat yang Ampuh bagi Kaum Hawa

Diet Intermittent Fasting dapat menjadi solusi untuk seseorang yang sulit menghindari makanan yang disukai seperti kue, donat, gorengan. Semua bisa ..

Badan ideal menjadi idaman kaum hawa apalagi bagi yang belum menikah. Memiliki badan ideal dianggap lebih menarik daripada berbadan gemuk ataupun berbadan kurus. Namun, faktanya badan ideal artinya adalah badan yang cukup akan nutrisi. Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, maka dari itu perlu pemahaman pola hidup sehat untuk keseimbangan berat badan.

Di era sekarang banyak metode diet dengan berbagai cara. Bahkan program diet bisa menjadi ladang mencari cuan, seperti konsultasi, catering makanan sehat, obat diet, susu diet, dan sebagainya. Salah satu diet yang cukup terkenal di kalangan generasi millenial adalah diet dengan metode Intermittent Fasting.

Apa itu Metode Intermittent Fasting?

Intermittent fasting adalah metode diet yang dilakukan dengan berpuasa dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu puasa yang umumnya diterapkan sesuai dengan kondisi tubuh. Setiap tubuh tentu memiliki penerimaan yang berbeda-beda.

Diet intermittent fasting berbeda dengan metode diet defisit kalori yaitu mengurangi konsumsi atau kalori makanan tertentu. Metode diet ini diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan sehat dengan porsi cukup setelah berpuasa selama kurun waktu tertentu tersebut. Saat sedang tahap berpuasa diperbolehkan untuk meminum air putih, sehingga bukan seperti puasa pada umumnya.

Intermittent Fasting Jadi Solusi Diet Sehat

Diet Intermittent Fasting dapat menjadi solusi untuk seseorang yang sulit menghindari makanan yang disukai seperti kue, donat, gorengan. Semua bisa dimakan asal sesuai porsi dan metode yang benar. 

Menurut artikel kesehatan Klinik Universitas Brawijaya, teknik Intermittent fasting yang banyak digunakan oleh pakar diet yakni Metode 16/8, Eat-Stop-Eat, dan Diet 5:2.

Bagaimanakah Cara Intermittent Fasting?

1. Metode 16/8

Metode 16/8 dengan membagi waktu Anda menjadi 16 jam puasa dan 8 jam jendela makan. Prinsip ini sedikit banyak mirip dengan puasa yang biasa dilakukan oleh umat Muslim di bulan Ramadhan.

Menurut beberapa peneliti, puasa selama 16 jam dapat menyebabkan tubuh mengubah cadangan lemaknya menjadi energi dan melepaskan keton ke dalam aliran darah. Inilah yang mendorong penurunan berat badan.

Pada diet puasa ini, orang-orang biasanya menyelesaikan makan di malam hari pada pukul 8 dan kemudian melewatkan sarapan pada hari berikutnya. Mereka baru akan makan lagi saat siang hari.

2. Metode Eat-Stop-Eat

Sederhananya, Eat-Stop-Eat merujuk pada hari-hari diperbolehkan makan seperti biasa, dan diselingi oleh puasa makan 24. Metode ini mirip dengan puasa Daud yang dipraktikkan sejumlah orang muslim di Indonesia.

Bagi beberapa orang, metode ini cukup menantang karena bisa menyebabkan lemas, mudah lelah, sakit kepala, dan suasana hati yang memburuk. Maka dari itu, metode ini tidak disarankan untuk pemula.

3. Metode Diet 5:2

Ini adalah metode Intermittent Fasting yang cukup unik, yaitu dengan tidak benar-benar puasa dan dilarang makan. Dalam metode ini, seseorang mengukur makanan yang dikonsumsi hanya memiliki 500-600 kalori. Porsi minimal ini hanya dilakukan 2 kali dalam seminggu, sehingga 5 hari lainnya Anda bisa bebas makan dengan normal.

Nah, cukup mudah bukan tekniknya. Kunci dari keberhasilan sebuah program adalah konsistensi dalam menjalankannya. Setiap tubuh memiliki respon yang berbeda-beda. Pilih lah program diet yang aman dan tentunya tidak membuat dampak negatif bagi kesehatan.

Biodata Penulis:

Nimas Mutiara Hapsari saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.