Gareth Southgate: Pelatih Timnas Inggris dengan Julukan Guru Penjas

Di bawah asuhan Southgate, timnas Inggris berhasil mencapai semifinal Piala Dunia 2018 di Rusia, sebuah pencapaian yang dianggap luar biasa ...

Gareth Southgate, pelatih tim nasional Inggris, sering kali menjadi sorotan bukan hanya karena prestasi tim yang ditanganinya, tetapi juga karena julukan yang melekat padanya, yakni "Guru Penjas". Julukan ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap performa timnas Inggris yang dinilai tidak sesuai dengan ekspektasi publik, meskipun diisi oleh pemain-pemain bintang yang bertebaran di liga-liga elit Eropa.

Southgate mulai menukangi timnas Inggris pada tahun 2016, menggantikan Sam Allardyce. Sebelum menjadi pelatih, ia dikenal sebagai mantan pemain yang pernah membela Aston Villa, Middlesbrough, dan timnas Inggris. Sebagai pelatih, Southgate membawa pendekatan yang lebih modern dan fokus pada pengembangan pemain muda, yang pada awalnya disambut dengan optimisme.

Di bawah asuhan Southgate, timnas Inggris berhasil mencapai semifinal Piala Dunia 2018 di Rusia, sebuah pencapaian yang dianggap luar biasa mengingat Inggris terakhir kali mencapai tahap ini pada tahun 1990. Kemudian, Inggris juga menjadi finalis di Euro 2020, meski akhirnya kalah dari Italia lewat adu penalti. Namun, di balik prestasi tersebut, ada kekecewaan yang meliputi performa tim dalam pertandingan-pertandingan penting.

Banyak yang berpendapat bahwa timnas Inggris sering gagal menunjukkan permainan yang konsisten dan tajam, terutama saat melawan tim-tim besar. Kekalahan dari Kroasia di semifinal Piala Dunia dan kekalahan di final Euro 2020 menjadi bukti konkret dari kekecewaan ini.

Gareth Southgate

Julukan "Guru Penjas" diberikan kepada Southgate sebagai sindiran. Ini mencerminkan pandangan bahwa Southgate lebih mirip seorang guru pendidikan jasmani yang baik dalam hal teori dan pengajaran dasar, tetapi kurang dalam taktik tingkat tinggi dan strategi yang diperlukan untuk memenangkan pertandingan besar.

Kritik ini sering kali muncul dari para penggemar dan pakar sepak bola yang merasa bahwa Southgate tidak mampu memaksimalkan potensi pemain-pemain bintang seperti Harry Kane, Raheem Sterling, Phil Foden, dan banyak lainnya.

Timnas Inggris dikenal memiliki skuad bertabur bintang, dengan banyak pemain yang tampil cemerlang di klub-klub besar Eropa. Namun, ketika bermain untuk tim nasional, performa mereka sering kali tidak sejalan dengan harapan. Ini menimbulkan pertanyaan apakah masalahnya terletak pada pelatih, taktik yang digunakan, atau tekanan yang dirasakan para pemain.

Para pengkritik menyoroti bahwa Southgate sering kali bermain terlalu defensif dan tidak memberikan kebebasan kreatif yang cukup kepada para pemain berbakat. Hal ini dianggap menghambat potensi penuh dari skuad yang dimilikinya. Strategi permainan yang cenderung konservatif dan kurang agresif sering kali menjadi kambing hitam atas kegagalan timnas dalam pertandingan-pertandingan krusial.

Meskipun banyak kritik yang diarahkan padanya, Southgate masih memiliki dukungan dari beberapa kalangan yang menghargai upayanya dalam mempromosikan pemain muda dan membangun budaya tim yang solid. Masa depannya sebagai pelatih timnas Inggris masih menjadi tanda tanya besar, terutama menjelang turnamen-turnamen besar mendatang.

Harapan publik Inggris tetap tinggi, dengan keyakinan bahwa tim ini memiliki potensi untuk menjadi juara di level internasional. Southgate harus mampu menjawab tantangan ini, baik dengan mengubah taktiknya maupun dengan memotivasi para pemain bintang untuk memberikan performa terbaik mereka di setiap pertandingan.

Gareth Southgate, dengan segala prestasi dan kekurangannya, tetap menjadi figur sentral dalam perjalanan timnas Inggris. Julukan "Guru Penjas" mungkin merupakan sindiran keras, namun juga menjadi cerminan ekspektasi tinggi yang selalu menyertai sepak bola Inggris. Hanya waktu yang akan menentukan apakah Southgate dapat membuktikan diri sebagai pelatih yang mampu membawa Inggris meraih kejayaan yang selama ini didambakan.

Biodata Penulis:
Donny Ifan Ade Saputro saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi S1 Agribisnis Fakultas Pertanian, di Universitas Sebelas Maret.
© Sepenuhnya. All rights reserved.