Fenomena War Takjil: Merajut Kebersamaan di Bulan Suci Ramadan

Fenomena “War Takjil” menjadi ramai di sosial media dan membuat orang lain penasaran dan ingin mencobanya juga. Kejadian lucu mulai muncul ketika ....

Bulan Ramadan merupakan bulan yang suci bagi umat Islam, namun tidak hanya itu, bulan ini menjadi momentum penting untuk berbagi, membantu, serta memperbanyak amal baik.

Salah satu fenomena yang ramai dibicarakan di bulan Ramadan kali ini adalah “War Takjil”. Fenomena ini terjadi karena umat non-muslim berbondong-bondong untuk ikut membeli dan membagikan takjil di jalanan. Fenomena ini juga terjadi di antara sesama umat Islam. Adanya fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama.

Di bulan Ramadan, biasanya di pinggir-pinggir jalan banyak ditemukan pendagang takjil. Pedagang ini banyak diburu karena sangat didambakan oleh orang-orang yang sudah berpuasa dan beraktivitas seharian. Di tengah momen itu, beberapa umat non-islam mulai tertarik untuk turut membeli takjil di pedagang yang ada di pinggir jalan. Dari sini dapat terlihat bahwa umat non-muslim pun turut bersuka cita di bulan Ramadan.

Fenomena “War Takjil” menjadi ramai di sosial media dan membuat orang lain penasaran dan ingin mencobanya juga. Kejadian lucu mulai muncul ketika timbul keluhan kehabisan takjil. Sebagai orang yang telah beraktivitas dan berpuasa selama seharian, tentu saja takjil adalah sesuatu yang sangat berharga. Bagaimana tidak, menahan rasa haus dan lapar seharian dan kini ditambah ada kejadian habisnya dagangan takjil pedagang di pinggir jalan.

Fenomena War Takjil
sumber: unsplash.com/@umarben

Keluhan-keluhan ini semakin meramaikan tren “War Takjil” di berbagai sosial media. Umat Islam pun juga tidak mau kalah hingga menyarankan pada para pedagang untuk memberi tes terlebih dahulu pada pembelinya ketika berkunjung di jam-jam rawan. Jam rawan yang dimaksud di sini yaitu jam dimana orang berpuasa sedang berada pada puncak rasa lapar dan haus. Biasanya puncak ini terjadi di jam siang menuju sore.

Pembagian takjil gratis di beberapa tempat tertentu turut menjadi ajang war takjil. Namun kali ini perebutan takjil terjadi di antara sesama umat Islam. Sebagai mahasiswa, aksi berbagi takjil gratis merupakan sesuatu yang sangat berharga. Dengan adanya kegiatan tersebut, para anak kos menjadi tidak perlu mengeluarkan uang membeli makanan untuk berbuka.

Selain itu, buka bersama yang ada di beberapa masjid menjadi obat tersendiri bagi para anak kos yang jauh dari keluarga dan sanak saudaranya. Berbuka dengan banyak orang yang tidak dikenal tentu saja menjadi momen yang berharga di bulan Ramadan kali ini.

Fenomena ini tidak hanya sekedar perebutan takjil, namun juga memperlihatkan kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Di tengah hiruk-pikuk pembagian takjil, kita bisa melihat orang-orang yang beragam berbaur menjadi satu. Terdapat orang yang terlihat mengendarai mobil, motor, sepeda, atau bahkan hanya berjalan kaki. Hal ini menjadi upaya untuk mengatasi perbedaan dengan merajut kebersamaan.

Pedagang takjil merasa sangat terbantu karena fenomena ini. Berkat fenomena “War Takjil” pendapatan yang didapatkan oleh pedagang meningkat drastis. Peningkatan ini membuat para pedagang menjadi tenang akan kebutuhan yang membengkak akibat hari raya. Pengeluaran di hari raya tentu saja membengkak karena banyaknya kebutuhan dan harga kebutuhan yang meningkat drastis.

Dengan ini, “War Takjil” bukan hanya sekedar fenomena yang menarik di bulan Ramadan, tetapi juga menjadi cerminan persatuan dan kesatuan yang selalu kita jaga. Melalui aksi-aksi kecil seperti ini, kita dapat menciptakan perubahan yang nyata dalam masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan semua orang.

Dengan aksi ini kita juga dapat membawa kebahagiaan pada orang lain yang bahkan mungkin tidak kita kenal. Bulan Ramadan bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga tentang berbagi kebaikan serta cinta kasih pada sesama manusia.

Biodata Penulis:

Angger Ajeng Widya Paramesti lahir pada tanggal 4 November 2004.

© Sepenuhnya. All rights reserved.