Seperti yang kita tahu, tulisan pertama kali muncul pada sekitar 3.500 SM oleh bangsa Sumeria yang mendiami wilayah Mesopotamia, sekarang Irak. Bangsa Sumeria menggunakan tablet dari tanah liat dan diukur menggunakan alat sejenis stylus untuk membentuk tulisan. Bentuk tulisan Bangsa Sumeria berupa goresan gambar yang merepresentasikan benda yang ada di sekitar mereka. Bentuk tulisan ini berevolusi menjadi tulisan piktograf yang menggambarkan hewan, tumbuhan, serta komoditas yang ada pada masa itu.
Sejarah tulisan kemudian berkembang pada zaman Mesir Kuno, sekitar 3400 SM. Tulisan pada masa ini memiliki peranan penting dalam kegiatan politik pada dinasti Mesir Kuno. Sehingga literasi terkonsentrasi hanya pada kaum elit terpelajar. Hanya beberapa kalangan seperti pelayan kuil, keluarga kerajaan serta militer yang mendapatkan akses literasi. Tulisan tersebut terkenal dengan sebutan Hieroglif.
Dapat dibayangkan jika jaman sekarang tulisan kita sehari-hari memakai huruf yang dipakai pada masa Mesir Kuno. Sudah pasti kita berpikir dua kali dalam menentukan bagaimana bentuk huruf vokal dan konsonan sesuai dengan Hieroglif yang tertulis.
Sejarah tulisan berlanjut pada Bangsa Punik (Phoenicians) yang berasal dari wilayah Levant, sekarang Lebanon dan Palestina serta persebarannya di wilayah Mediterania terutama bagian pesisir. Aksara Punik pertama kali berkembang pada tahun 1000 SM. Aksara ini merupakan perkembangan dari Aksara Hieroglif Mesir Kuno serta menjadi cikal bakal dari huruf latin yang sekarang digunakan.
Perkembangan tulisan selanjutnya ada pada zaman Yunani Kuno dengan Aksara Yunani-nya yang muncul pada tahun 800 SM. Aksara ini menjadi perkembangan dari Aksara Punik dan terkenal digunakan sebagai lambang dalam unsur, rumus, hingga istilah ilmiah modern. Aksara Yunani bisa dikatakan sebagai aksara ilmu pengetahuan dan masih digunakan hingga sekarang.
Bentuk perkembangan Aksara Yunani yang masih dan populer digunakan sampai sekarang adalah Aksara Latin yang dipopulerkan oleh Bangsa Romawi pada tahun 700 SM. Melalui Eropa, Aksara Latin diperkenalkan secara global dengan perantara penjelajahan dan kolonialisme hingga digunakan hampir di seluruh belahan bumi.
Menurut beberapa ahli, perbedaan gaya penulisan aksara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perbedaan penulisan dari kiri ke kanan dan sebaliknya dapat dipengaruhi dari material apa yang digunakan untuk menampung tulisan tersebut. Pada penulisan kiri ke kanan contohnya rumpun bahasa semitik seperti Arab dan Ibrani, biasanya penulisan dilakukan di atas permukaan yang keras seperti batu sehingga perlu dipahat. Dengan tangan kanan yang dominan untuk memukul, praktis alat pahat dikendalikan dengan tangan kiri sehingga lebih mudah melihat apa yang ditulis jika memulainya dari sisi kiri. Sebaliknya, penulisan dari kiri ke kanan bisa dilakukan di atas permukaan yang mudah ditulis seperti kertas maupun tanah liat.
Perbedaan lain dari gaya penulisan aksara adalah bentuk aksara yang berupa garis tegas maupun lengkungan. Penulisan aksara berupa garis tegas dan bersudut seperti Aksara Latin maupun Yunani dipengaruhi dari bahan baku utama dari script atau naskah berupa tanah liat yang terkadang agak susah untuk menggoreskan alat tulis karena dapat mengeras. Dalam penulisan aksara melengkung contohnya rumpun bahasa di Asia Selatan dan Tenggara dipengaruhi dari bahan baku naskah yang rapuh seperti daun lontar untuk mencegah naskah daun tidak robek.
Biodata Penulis:
Muhammad Toha Hasan saat ini sedang berkuliah di Universitas Sebelas Maret.