Alih wahana dan Transformasi Karya Sastra dalam Video Game

Kemajuan teknologi mendukung berkembangnya permainan (game) menjadi lebih menyenangkan untuk dimainkan. Sebagai media hiburan, game mengalami ...

Istilah alih wahana dimiliki oleh Sapardi Djoko Damono yang menjelaskan bahwa alih wahana adalah perubahan dari satu jenis kesenian ke dalam jenis kesenian lain. Sebagai contoh yang umum, ahli wahana dapat berupa karya novel yang diangkat menjadi sebuah film, dari awalnya penikmat karya harus membaca novel agar bisa menikmati isi cerita, pada saat novel tersebut mengalami alih wahana ke dalam sebuah film maka siapapun dapat menikmati karya tersebut melalui film yang isi ceritanya sama seperti di novel. Sebuah transformasi juga terjadi yang membuat para tokoh dalam novel yang otomatis diperankan oleh seorang aktor akan membuat para tokoh yang awalnya penggambaran visualnya hanya dituliskan dalam buku menjadi hidup di dunia nyata.

Kemajuan teknologi mendukung berkembangnya permainan (game) menjadi lebih menyenangkan untuk dimainkan. Sebagai media hiburan, game mengalami perkembangan yang dapat dirasakan melalui perubahan dan pembaruan yang membuat game semakin menarik untuk dimainkan. Tersedianya game di perangkat ponsel (mobile) pun membuat bermain semakin fleksibel karena praktis dan bisa dimainkan dimana saja, biasanya untuk memainkan video game disarankan untuk bermain di perangkat PC agar kualitas yang didapatkan lebih baik.

Seiring dengan perkembangannya, game terbagi dalam beberapa jenis yaitu action game, roleplaying game, roguelikes, puzzle, party games, dan lain-lain. Permainan video game terutama dalam genre RPG (Role Playing Game) umumnya memiliki suatu cerita yang menjadikan permainan hidup, di dalam genre ini juga tentunya memiliki banyak karakter yang memerankan cerita sesuai dengan skenario yang telah disusun oleh pengembang (developer) game. Pemain (player) disediakan oleh salah satu pemeran utama (main character) yang nanti akan selalu berinteraksi dengan karakter lain yang akan membawa pemain ke dalam konflik cerita.

Game bergenre RPG (Role Playing Game) di dalamnya mengandung cerita fiksi bersambung yang diperankan oleh karakter-karakter yang hidup di dalam game, genre RPG ini sering kali memberikan misi kepada pemainnya untuk dijalankan, untuk mengetahui isi dari misi tersebut pemain akan dihadapkan dengan dialog atau teks yang muncul di layar, interaksi antara pemain dan permainan. Pemain harus membaca teks instruksi tersebut untuk mengetahui misi yang harus dijalankan.

Di dalam menjalankan misi juga terdapat cerita pendek yang dapat kita pahami jalan ceritanya jika mendengarkan dan membaca teks dialog dari antar tokoh, dari misi yang sudah dijalankan membuat pemain mengetahui tentang konflik yang terjadi dan menyelesaikan misi tersebut. Pihak pengembang dalam membuat game genre ini tentunya harus menyiapkan sebuah cerita menarik yang dapat terus bersambung dalam jangka panjang, seiring dengan pembaruan yang diluncurkan akan menambah cerita baru dan lanjutan cerita dari bagian cerita sebelumnya.

Dengan menekankan jalan cerita sebagai hal yang sangat penting dapat berpotensi untuk terjadinya sebuah alih wahana dalam bentuk seni yang baru terutama dengan karya sastra, bentuk sastranya dari sebuah naskah yang awal mulanya disusun dapat langsung direalisasikan dengan game-nya memberi kualitas seni visual yang baik dan game play yang akan menghidupkan skenario yang telah dibayangkan oleh para penyusun.

Upaya alih wahana tidak hanya dari naskah baru yang kemudian menjadi video game tetapi ada juga video game yang berasal dari novel, salah satunya adalah game Metal Gear Solid V: The Phantom Pain yang mengangkat novel karya George Orwell yang berjudul 1984 dengan salah satu transformasi dari salah satu latar tempat di dalam novel yang sebelumnya hanya suatu nama menjadi ada wujudnya di dalam game tersebut.

Metal Gear Solid V The Phantom Pain

Alih wahana yang terjadi dalam game juga tidak hanya antara karya tulis dan game, tetapi bisa juga dari game ke karya tulis. Contohnya yaitu saat seluruh misi yang diberikan sudah selesai dilalui oleh pemain, mereka dapat menyimpulkan dan menyusun kembali jalan cerita yang telah mereka hadapi, dari hal ini tentunya membuat semua pemain harus memperhatikan setiap narasi dan dialog yang ada agar paham dengan jalan ceritanya.

Hal ini dapat membuka kesempatan bagi pemain untuk menjadi content creator yang menceritakan kembali bagian cerita yang telah didapatkan yang biasanya dipublikasi lewat video atau lewat sebuah teks, transformasi dari sebuah game yang harus dimainkan menjadi sebuah video atau teks singkat yang dipublikasikan ke internet dapat menarik perhatian orang yang bukan penggemar atau pemain yang ikut menyukai cerita dari game tersebut, bahkan ada juga pemain yang mulainya tertarik dengan jalan cerita yang dimiliki sampai memutuskan untuk bermain game-nya.

Alih wahana dari karya sastra ke video game cukup unik dengan peralihannya yang berbasis teknologi menjadi sebuah hal baru dalam menikmati sebuah karya. Dari alih wahana ini kita dapat menikmati dua hal yang berbeda dalam satu sajian, saya bermain sebuah video game yang mengalami proses alih wahana ini, saya dapat bermain dengan menikmati visual dari latar tempat dan karakter yang dimiliki sambil memahami cerita yang sedang dijalankan, jika saya merasa kurang paham dengan jalan ceritanya dengan sekali main, saya dapat mencari tahu ceritanya melalui akun content creator yang membahas cerita yang sedang saya cari. Walaupun tidak semua orang dapat menikmati alih wahana seperti ini, namun terdapat sebuah inovasi dari bentuk alih wacana yang bersifat modern.

Nazilatun Nisa

Biodata Penulis:

Nazilatun Nisa lahir pada tanggal 15 Juli 2003 di Bandung. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa, Sastra Indonesia,  di Universitas Padjadjaran.

© Sepenuhnya. All rights reserved.