Analisis Puisi:
Puisi "Telah Musnah Sangkuriang" karya Apip Mustopa adalah sebuah karya yang mempersembahkan gambaran tentang keadaan Bandung yang berubah secara dramatis.
Tema Perubahan dan Kehancuran Lingkungan: Puisi ini menggambarkan tema perubahan dan kehancuran lingkungan, khususnya di wilayah Bandung. Melalui metafora "telah musnah sangkuriang," penyair menggambarkan betapa Bandung telah mengalami perubahan yang signifikan dan kerusakan lingkungan yang parah. Dengan menyebut nama Sangkuriang, seorang tokoh legendaris dalam mitologi Sunda yang terkait dengan cerita tentang Bandung, puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan akan keaslian dan keindahan alam.
Gambaran Kehancuran Alam: Dalam puisi ini, kehancuran alam digambarkan melalui gambaran air Cikapundung yang tercemar, duka yang tertumpah di sungai Citarum, dan gunung-gunung yang disebutkan sebagai saksi bisu atas perubahan yang terjadi. Ini menciptakan citra tentang penderitaan alam dan kehilangan ekosistem yang penting.
Pencarian Makna dan Keyakinan: Meskipun Bandung telah mengalami kehancuran, puisi ini juga menyampaikan pesan tentang pencarian makna dan keyakinan di tengah-tengah kehancuran tersebut. Melalui gambaran mencari makna di sawah-sawah yang panas dan mencari keyakinan di desa-desa tersembunyi, penyair menyoroti ketegangan antara kehancuran dan harapan.
Gaya Bahasa dan Imaji: Penyair menggunakan gaya bahasa yang kuat dan imaji yang kaya untuk menggambarkan keadaan Bandung yang berubah. Penggunaan metafora dan gambaran-gambaran alam seperti air, gunung, dan angin menciptakan suasana yang mendalam dan memengaruhi.
Pesan Tentang Kesadaran Lingkungan: Puisi ini juga menyampaikan pesan tentang pentingnya kesadaran lingkungan dan perlindungan terhadap alam. Dengan menggambarkan kehancuran lingkungan, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari tindakan manusia terhadap alam dan pentingnya untuk bertindak untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.
Puisi "Telah Musnah Sangkuriang" karya Apip Mustopa adalah sebuah puisi yang menggambarkan perubahan dramatis dan kehancuran lingkungan di Bandung. Melalui gambaran-gambaran alam dan pencarian makna di tengah-tengah kehancuran, puisi ini menyampaikan pesan tentang perlunya kesadaran lingkungan dan tindakan untuk melindungi alam dari kerusakan lebih lanjut.