Puisi: Sesederhana Itu (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Sesederhana Itu" karya Ehfrem Vyzty mengekspresikan perasaan cinta, kasih sayang, dan kerinduan dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna.
Sesederhana Itu

Sesederhana itu aku mencintaimu
Dengan rimbunan kata berjelaga menjajah wajahmu
Tanpa lelah

Sesederhana itu aku menyayangimu
Dengan selaksa sajak yang tertulis
Tanpa sedikitpun tanda baca memberi sekat

Sesederhana itu aku merindukanmu
Dengan rintik hujan menghujam dalam diam
Pelan-pelan mengikis egois dalam diri

Sesederhana itu aku kepadamu
Dengan darah-darah mengeja mawar
yang kadang berduri
Menjadikannya puisi-puisi

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Sesederhana Itu" karya Ehfrem Vyzty merupakan karya yang mengekspresikan perasaan cinta, kasih sayang, dan kerinduan dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Puisi ini menyoroti bagaimana perasaan yang mendalam bisa diungkapkan dengan cara yang tidak rumit, menunjukkan kekuatan emosi yang murni dan alami.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah cinta dan kesederhanaan. Puisi ini menggambarkan perasaan cinta dan rindu yang tulus dan sederhana, tanpa embel-embel atau hiasan yang berlebihan. Selain itu, puisi ini juga menyoroti keindahan dalam hal-hal yang sederhana dan bagaimana hal-hal kecil bisa menjadi ekspresi cinta yang besar.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari empat bait, masing-masing diawali dengan frasa "Sesederhana itu". Pengulangan frasa ini menciptakan ritme yang menenangkan dan menggarisbawahi kesederhanaan yang menjadi tema utama puisi.

Repetisi:
  • Pengulangan frasa "Sesederhana itu" di setiap awal bait menegaskan konsep kesederhanaan dalam mencintai, menyayangi, merindukan, dan mengekspresikan perasaan.
Metafora:

  • "Dengan rimbunan kata berjelaga menjajah wajahmu": Metafora ini menggambarkan bagaimana kata-kata cinta menyelimuti dan menghiasi wajah orang yang dicintai, meskipun mungkin tidak sempurna (berjelaga).
  • "Dengan darah-darah mengeja mawar yang kadang berduri": Metafora ini menggambarkan perjuangan dan pengorbanan dalam cinta, di mana cinta diibaratkan sebagai mawar yang indah namun memiliki duri.
Simile:
  • "Dengan rintik hujan menghujam dalam diam": Simile ini menggambarkan kerinduan yang mendalam dan pelan, seperti rintik hujan yang turun dengan tenang namun berpengaruh besar.
Gaya Bahasa yang Melankolis:
  • "Tanpa lelah", "Tanpa sedikitpun tanda baca memberi sekat": Frasa-frasa ini mencerminkan keabadian dan kelangsungan perasaan cinta dan rindu, tanpa batasan atau jeda.

Makna

Puisi ini mengandung makna yang mendalam tentang bagaimana cinta dan kerinduan bisa diekspresikan dengan cara yang sederhana namun tulus. Setiap bait menunjukkan aspek yang berbeda dari perasaan ini:
  1. Cinta: Mencintai dengan kata-kata yang mungkin tidak sempurna namun tetap tulus dan konstan.
  2. Kasih Sayang: Menyayangi tanpa batasan atau sekat, menciptakan perasaan yang murni dan mengalir.
  3. Kerinduan: Merindukan dengan diam-diam namun intens, mengikis ego dan membiarkan perasaan murni mengambil alih.
  4. Pengorbanan: Menghadapi duri-duri dalam cinta dengan ketulusan dan menjadikannya puisi yang indah.
Puisi "Sesederhana Itu" karya Ehfrem Vyzty adalah refleksi yang indah tentang bagaimana cinta, kasih sayang, dan kerinduan dapat diekspresikan dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Melalui penggunaan repetisi, metafora, dan simile, puisi ini berhasil menyampaikan kedalaman perasaan dengan cara yang murni dan alami. Karya ini mengingatkan kita bahwa keindahan seringkali ditemukan dalam kesederhanaan, dan perasaan yang tulus tidak memerlukan hiasan yang berlebihan untuk dirasakan dan diapresiasi.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Sesederhana Itu
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  • Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.