Puisi: Pesan Kakek (Karya Felix K. Nesi)

Puisi "Pesan Kakek" karya Felix K. Nesi menghadirkan gambaran yang kaya dan puitis tentang hubungan antara generasi, tradisi, dan perubahan zaman.
Pesan Kakek

Datanglah di musim penghujan, Emanuel
Sebelum ibu membakar almanak dan
Ayah mengerami kalong
Padang hijau berembun
Sapi tambun menari
Kunang-kunang menyalakan mimpi
Bagi laki-laki yang mencintai malam

Orang-orang bercerita tentang
Pesta dansa malam natal—
Kau boleh membakar singkongmu sendiri
Kau boleh percaya pada cita-cita atau
Apapun yang tidak diajarkan
Di sekolah

Ia menandai kalender
Dengan lagu dan kesabaran
Tetapi seperti hujan
Tak ada kakek di hari natal.

Malang, 2016

Sumber: Kita Pernah Saling Mencinta (2021)

Analisis Puisi:

Puisi "Pesan Kakek" karya Felix K. Nesi menghadirkan gambaran yang kaya dan puitis tentang hubungan antara generasi, tradisi, dan perubahan zaman.

Nostalgia dan Tradisi: Puisi ini menciptakan nuansa nostalgia melalui penggambaran musim penghujan dan pemandangan padang hijau yang berembun, menciptakan gambaran akan keindahan alam yang dihiasi dengan tradisi dan kenangan masa lalu. Kakek, sebagai simbol tradisi dan kearifan yang diwariskan dari generasi ke generasi, menandai kalender dengan lagu dan kesabaran, menggambarkan pentingnya menjaga tradisi dalam menghadapi perubahan zaman.

Perubahan Zaman dan Modernitas: Puisi ini juga menyoroti konflik antara tradisi dan modernitas. Perubahan zaman tercermin dalam adegan di mana orang-orang bercerita tentang pesta dansa malam natal, yang menandakan adanya pergeseran dari nilai-nilai tradisional menuju hiburan dan gaya hidup modern. Pesan kakek untuk datang di musim penghujan sebelum pesta dansa natal menunjukkan keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional di tengah arus perubahan zaman.

Pemberdayaan dan Kebebasan: Puisi ini juga mengusung tema pemberdayaan dan kebebasan individu. Kakek memberikan pesan kepada Emanuel untuk membakar singkongnya sendiri dan mempercayai cita-cita atau hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah. Ini menggambarkan dorongan untuk mengambil kendali atas nasib sendiri dan mengejar impian serta kebebasan berpikir di luar batas-batas yang ditetapkan oleh tradisi atau lembaga formal.

Kehilangan dan Penyesalan: Meskipun pesan kakek penuh dengan kearifan dan dorongan untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional, puisi ini juga mengungkapkan rasa kehilangan dan penyesalan. Tidak ada kakek di hari natal menunjukkan bahwa saat tradisi diwariskan dari generasi ke generasi, ada kerentanan dan potensi untuk kehilangan akar tersebut, yang mungkin menimbulkan rasa kekosongan atau penyesalan di antara generasi yang lebih muda.

Puisi "Pesan Kakek" karya Felix K. Nesi adalah puisi yang menggambarkan perubahan zaman, konflik antara tradisi dan modernitas, serta dorongan untuk pemberdayaan individu. Melalui gambaran alam yang indah dan pesan kakek yang puitis, penyair berhasil mengeksplorasi tema-tema yang mendalam tentang warisan budaya, kebebasan, dan penyesalan.

Felix K. Nesi
Puisi: Pesan Kakek
Karya: Felix K. Nesi
© Sepenuhnya. All rights reserved.