Puisi: Pergulatan Ayahku (Karya Okto Son)

Puisi "Pergulatan Ayahku" karya Okto Son mengangkat tema tentang hubungan antara seorang anak dengan ayahnya melalui narasi perjalanan yang penuh ....
Pergulatan Ayahku

'Ku diajak oleh ayahku 'tuk berjalan berduaan
Ayahku diam tak berbicara
Aku pun diam tak berbicara
Ada apa dengan ayahku?
Bukankah kemarin ia sangat bahagia?
Mengapa hari ini ia diam saja?
Ku diajaknya untuk mendaki gunung
Ayahku membawa api
Membawa pisau
Ku disuruh pikul kayu 'tuk buat bakar daging anak kambing
Namun kambing tidak aku lihat 
Ayahku melihatnya
Ku bertanya padanya
Bapa…
Di manakah anak kambing yang akan kita bakar itu?
Jawab ayahku 
Di sana Ia telah menyediakannya bagi kita
Jawaban ayahku sangat abstrak 
Namun di sana aku melihat keyakinan ayahku
Bahwa ia hendak menunjukkan kesetiaannya akan cinta pada kebenaran dan padaku

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Pergulatan Ayahku" karya Okto Son mengangkat tema tentang hubungan antara seorang anak dengan ayahnya melalui narasi perjalanan yang penuh simbolisme dan emosi. Puisi ini menggambarkan momen penting dalam hidup di mana sang ayah menghadapi pergulatan batin yang mendalam dan bagaimana hal ini dilihat dan dirasakan oleh sang anak.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah pergulatan batin, kesetiaan, dan kepercayaan. Puisi ini menggambarkan konflik internal yang dialami oleh sang ayah dan bagaimana dia menunjukkan kesetiaannya kepada kebenaran serta cinta kepada anaknya, meskipun berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian.

Gaya Bahasa

Okto Son menggunakan berbagai perangkat sastra untuk menyampaikan pesan dalam puisinya:
  1. Dialog dan Monolog: Interaksi antara anak dan ayah melalui dialog memberikan kedalaman emosional dan naratif pada puisi. Pertanyaan anak dan jawaban ayah memperlihatkan hubungan yang kompleks dan penuh rasa ingin tahu.
  2. Simbolisme: Benda-benda seperti api, pisau, dan kayu membawa makna simbolis yang mendalam. Api dan pisau melambangkan potensi untuk pengorbanan dan keputusan penting, sementara kayu yang dipikul oleh anak melambangkan beban dan tanggung jawab.
  3. Kontraposisi: Perbandingan antara kebahagiaan ayah di hari sebelumnya dengan diamnya saat ini menekankan perubahan suasana hati dan memperlihatkan adanya pergulatan batin yang serius.
  4. Diksi Emotif: Pemilihan kata-kata seperti "diam," "api," "pisau," dan "abstrak" menambah intensitas emosional dan suasana misterius dalam puisi, mengundang pembaca untuk merasakan ketegangan dan ketidakpastian.

Makna

Puisi ini mengandung makna yang dalam tentang pergulatan batin dan kesetiaan:
  1. Pergulatan Batin Ayah: Sang ayah sedang menghadapi konflik batin yang mendalam, yang mempengaruhi perilakunya dan menciptakan suasana ketegangan. Meskipun tidak diungkapkan secara eksplisit, pembaca bisa merasakan beratnya beban yang dipikul oleh ayah.
  2. Kesetiaan pada Kebenaran: Jawaban ayah yang "abstrak" namun penuh keyakinan menunjukkan bahwa dia memiliki kesetiaan yang kuat terhadap kebenaran, meskipun dia sendiri mungkin menghadapi ketidakpastian. Ini mengajarkan kepada anak tentang pentingnya percaya dan setia pada prinsip-prinsip yang diyakini.
  3. Pengorbanan dan Kepercayaan: Meskipun anak tidak sepenuhnya memahami situasi, dia mengikuti ayahnya dengan kepercayaan penuh. Ini menggambarkan bagaimana kepercayaan dan kesetiaan dalam hubungan ayah-anak bisa menjadi sumber kekuatan, bahkan dalam menghadapi situasi sulit.
Puisi "Pergulatan Ayahku" karya Okto Son adalah puisi yang menyelami hubungan kompleks antara ayah dan anak dalam konteks pergulatan batin dan kesetiaan. Melalui penggunaan dialog, simbolisme, kontraposisi, dan diksi emotif, puisi ini menggambarkan momen intens di mana sang ayah menghadapi konflik batin namun tetap menunjukkan kesetiaan kepada kebenaran dan cinta kepada anaknya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya kesetiaan dan kepercayaan dalam menghadapi tantangan hidup serta bagaimana pergulatan batin dapat mempengaruhi hubungan dan pembelajaran antar generasi.

Okto Son
Puisi: Pergulatan Ayahku
Karya: Okto Son

Biodata Okto Son:
  • Oktovianus Son saat ini aktif sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.