Puisi: Masturbasi (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Masturbasi" karya Gunoto Saparie menggambarkan bagaimana berbagai aktivitas sehari-hari dan hiburan digunakan sebagai pelarian dari perasaan ..
Masturbasi

di antara kopi dan puisi
koran dan majalah hiburan
kubunuh segala kesepian
kumatikan nyala bara berahi

2022

Analisis Puisi:

Puisi "Masturbasi" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya pendek namun padat yang mengungkapkan tema kesepian dan cara-cara manusia berusaha mengatasinya. Dengan bahasa yang lugas dan simbolik, puisi ini menggambarkan bagaimana berbagai aktivitas sehari-hari dan hiburan digunakan sebagai pelarian dari perasaan kesepian dan keinginan yang terpendam.

Tema dan Makna

Tema utama puisi ini adalah kesepian dan cara-cara manusia mencoba untuk mengatasinya. "Masturbasi" dalam konteks puisi ini tidak hanya merujuk pada tindakan fisik, tetapi juga pada berbagai upaya untuk menemukan kepuasan dan mengatasi kesepian melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat sementara dan mungkin superfisial.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari satu bait yang pendek namun padat, mencerminkan intensitas dan ketegangan perasaan yang dialami oleh penyair. Setiap baris puisi menyampaikan aktivitas yang digunakan untuk mengalihkan perhatian dari kesepian.

Gunoto Saparie menggunakan gaya bahasa yang lugas dan langsung, tanpa banyak hiasan, yang membuat pesan puisi ini semakin tajam dan jelas. Pilihan kata seperti "kubunuh" dan "kumatikan" memberikan kesan tindakan yang tegas dan hampir agresif dalam upaya mengatasi perasaan yang mengganggu.

Puisi "Masturbasi" karya Gunoto Saparie adalah sebuah refleksi singkat namun mendalam tentang cara manusia mengatasi kesepian dan hasrat yang tak terpenuhi melalui berbagai aktivitas sehari-hari dan hiburan. Dengan bahasa yang lugas dan simbolik, puisi ini menggambarkan intensitas perasaan kesepian dan usaha yang keras untuk menemukan kepuasan dan kedamaian. Gunoto Saparie berhasil menyampaikan pesan yang kuat dan relevan dalam bentuk yang padat dan efisien, mengajak pembaca untuk merenungkan cara-cara mereka sendiri dalam menghadapi kesepian dan keinginan.

Gunoto Saparie
Puisi: Masturbasi
Karya: Gunoto Saparie

Biodata Gunoto Saparie:
Gunoto Saparie lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar Negeri Kadilangu, Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Pertama Negeri Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri Kendal, Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Sedangkan pendidikan nonformal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab, Gemuh, Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab, Gemuh, Kendal.

Selain menulis puisi, ia juga mencipta cerita pendek, kritik sastra, esai, kolom, dan artikel tentang kesenian, ekonomi, politik, dan agama, yang dimuat di sejumlah media cetak terbitan Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, dan Prancis. Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981), Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996), Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), Mendung, Kabut, dan Lain-Lain (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2019), dan Lirik (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2020).

Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004).

Novelnya Selamat Siang, Kekasih dimuat secara bersambung di Mingguan Bahari, Semarang (1978) dan Bau (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2019) yang menjadi nomine Penghargaan Prasidatama 2020 dari Balai Bahasa Jawa Tengah.

Ia juga pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015). Sejumlah puisi, cerita pendek, dan esainya termuat dalam antologi bersama para penulis lain.

Puisinya juga masuk dalam buku Manuel D'Indonesien Volume I terbitan L'asiatheque, Paris, Prancis, Januari 2012. Ia juga menulis puisi berbahasa Jawa (geguritan) di Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Ia pernah menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta), Tanahku (Semarang), Delik Hukum Jateng (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang), Pemimpin Redaksi Radio Gaya FM (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Faktual (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Otobursa Plus (Semarang), dan Redaktur Legislatif (Jakarta). Kini ia masih aktif menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Info Koperasi (Kendal), Majalah Justice News (Semarang), dan Majalah Opini Publik (Blora).

Saat ini Gunoto Saparie menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia ‘Satupena’ Jawa Tengah, dan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Kelompok Studi Seni Remaja (KSSR) Kendal, Ketua Pelaksana Dewan Teater Kendal, Sekretaris Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Jawa Tengah, Wakil Ketua Ormas MKGR Jawa Tengah, Fungsionaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Sekretaris DPD Badan Informasi dan Kehumasan Partai Golkar Jawa Tengah, dan Sekretaris Bidang Kehumasan DPW Partai Nasdem Jawa Tengah.

Sejumlah penghargaan di bidang sastra, kebudayaan, dan jurnalistik telah diterimanya, antara lain dari Kepala Perwakilan PBB di Jakarta dan Nairobi, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Pusat, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Penerangan, Menteri Luar Negeri, Menteri Lingkungan Hidup, Pangdam IV/ Diponegoro, dan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.