Jika
Jika kau adalah kemurnian cinta
Kenapa bertanya tentang ada?
Tentang matahari yang tak jua memeluk bulan?
Jika jalan itu telah terbuka
Dan ada jejak kakimu di sana
Maka tiada guna pertanyaanmu lagi
Karena bulan matahari adalah kanan kiri
Analisis Puisi:
Puisi "Jika" karya Mas Ruscitadewi adalah sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenung tentang cinta, pertanyaan tentang keberadaan, dan makna dari hubungan antara dua hal yang saling melengkapi.
Kemurnian Cinta dan Pertanyaan tentang Keberadaan: Puisi ini memulai dengan pertanyaan filosofis yang mendalam tentang cinta dan keberadaan. Pembaca disajikan dengan gambaran tentang cinta sebagai simbol kemurnian dan kesucian. Namun, terdapat pertanyaan yang melingkari tentang "ada", yang mungkin merujuk pada eksistensi atau keberadaan fisik. Penyair menantang pembaca untuk mempertimbangkan makna sejati dari cinta dan bagaimana pertanyaan tentang keberadaan bisa meragukan kemurnian cinta itu sendiri.
Metafora Matahari dan Bulan: Metafora matahari dan bulan digunakan secara kuat dalam puisi ini untuk merangkai gambaran tentang hubungan antara dua hal yang saling melengkapi namun terpisah secara fisik. Matahari dan bulan, sebagai simbol kekuasaan dan kelembutan, mewakili dua sisi dari sebuah hubungan yang sempurna. Namun, pertanyaan tentang apakah matahari bisa memeluk bulan menyoroti ketidakmungkinan atau hambatan dalam mencapai kesempurnaan atau penyatuan dalam hubungan.
Jejak dan Keterbukaan Jalan: Penyair menyampaikan gambaran tentang keterbukaan jalan, yang mungkin merujuk pada kesempatan atau jalan hidup yang terbuka bagi setiap individu. Jejak kakimu yang ada di sana mungkin mencerminkan langkah-langkah yang telah diambil dalam hidup. Dengan adanya jejak, maka pertanyaan tentang keberadaan dan kemungkinan sudah tidak relevan lagi. Hal ini menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah konkret dan percaya pada langkah-langkah yang telah diambil dalam perjalanan hidup.
Kesimpulan tentang Dualitas: Puisi ini ditutup dengan pernyataan yang menggambarkan matahari dan bulan sebagai kanan dan kiri. Hal ini merujuk pada dualitas atau kesatuan dari dua hal yang berbeda namun saling melengkapi. Meskipun matahari dan bulan tidak pernah dapat bersatu secara fisik, mereka tetaplah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta. Begitu juga dengan cinta dan keberadaan, yang mungkin memiliki perbedaan dan hambatan, namun tetaplah menjadi bagian integral dari pengalaman manusia.
Puisi "Jika" karya Mas Ruscitadewi adalah sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenung tentang cinta, keberadaan, dan makna hubungan di antara keduanya. Dengan menggunakan metafora matahari dan bulan serta jejak yang terbuka di jalan, puisi ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan dualitas dalam kehidupan dan pentingnya mengambil langkah-langkah konkret dalam perjalanan hidup.
Karya: Mas Ruscitadewi
Biodata Mas Ruscitadewi:
- Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi lahir pada tanggal 26 Juni 1965 di Kesiman, Denpasar, Bali.