Guruku
Menyusuri kembali kenangan yang terlipat waktu,
Teraba kembali kisah di masa lalu,
Bahagia 'ku haru semakin membiru,
Bertemu kembali denganmu wahai sang guru.
Di usiamu yang menuju senja,
Semangatmu tak pernah menua,
Kau tetap laksana lentera,
Sebagai penerang sukma.
Wahai insan mulia yang kupanggil guru,
Kau ajari aku melukis garis,
Kau ajari aku merangkai aksara,
Kau ajari aku mengucap lafaz,
Kau menuntunku sesuai arah.
Kuabadikan namamu dalam bait-bati aksara,
Tuk mengenang jasamu yang tak terhingga,
Kau adalah sang patriot tanpa lencana,
Abdimu adalah pangkat tertinggi dalam jiwa.
2024
Analisis Puisi:
Puisi "Guruku" karya Yanti Harbi merupakan sebuah penghargaan yang tulus kepada sosok guru. Melalui bait-bait yang penuh emosi dan penghormatan, puisi ini menggambarkan jasa seorang guru yang abadi dalam ingatan murid-muridnya.
Tema dan Makna: Tema utama dari puisi ini adalah penghormatan dan rasa terima kasih kepada guru. Puisi ini menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter dan pengetahuan murid-muridnya. Guru digambarkan sebagai figur yang penuh dedikasi dan semangat yang tidak pernah pudar, meskipun usia semakin bertambah.
Penggunaan Bahasa dan Gaya: Yanti Harbi menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Bahasa yang digunakan memancarkan rasa hormat dan kasih sayang. Penggunaan metafora seperti "lentera" untuk menggambarkan guru sebagai penerang jiwa sangat efektif dalam menekankan peran penting guru dalam memberikan pencerahan dan bimbingan.
Struktur dan Bentuk: Puisi ini terdiri dari empat bait dengan pola rima yang tidak terlalu ketat, memberikan kebebasan dalam ekspresi. Setiap bait memiliki fokus yang jelas, mulai dari kenangan masa lalu, semangat guru yang tak pernah padam, pengajaran yang diberikan, hingga penghormatan abadi terhadap jasa guru.
Kenangan dan Nostalgia: Di bait pertama, penyair mengenang kembali masa lalu dengan gurunya. Frasa seperti "Menyusuri kembali kenangan yang terlipat waktu" dan "Teraba kembali kisah di masa lalu" menciptakan suasana nostalgia yang hangat dan menyentuh.
Penghormatan terhadap Semangat Guru: Bait kedua menyoroti semangat guru yang tidak pernah pudar meskipun usia semakin senja. Guru digambarkan sebagai "lentera" yang selalu memberikan cahaya dan bimbingan. Ini menunjukkan betapa besar rasa hormat penyair terhadap dedikasi dan ketekunan gurunya.
Peran Guru dalam Pendidikan: Bait ketiga menggambarkan peran aktif guru dalam mendidik dan membimbing. Frasa seperti "melukis garis", "merangkai aksara", dan "mengucap lafaz" menunjukkan berbagai aspek pendidikan yang diajarkan oleh guru. Guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademis tetapi juga membimbing murid dalam berbagai aspek kehidupan.
Penghormatan Abadi: Bait terakhir mengungkapkan penghormatan abadi penyair terhadap gurunya. Frasa seperti "Kuabadikan namamu dalam bait-bait aksara" menunjukkan bahwa jasa guru akan selalu dikenang. Guru digambarkan sebagai "patriot tanpa lencana" dan abdinya dianggap sebagai "pangkat tertinggi dalam jiwa", yang menunjukkan betapa besar kontribusi guru dalam kehidupan murid-muridnya.
Puisi "Guruku" karya Yanti Harbi adalah sebuah karya yang penuh dengan rasa hormat dan penghargaan terhadap guru. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair berhasil menggambarkan peran penting seorang guru dalam membentuk karakter dan memberikan pengetahuan kepada murid-muridnya. Puisi ini mengingatkan kita akan jasa-jasa guru yang tak ternilai dan pentingnya menghormati dan mengenang mereka sepanjang hidup.
Karya: Yanti Harbi
Biodata Yanti Harbi:
- Siti Yanti Harbiatul Aini lahir pada tanggal 13 Januari 1990 di Lombok Timur.
- Yanti Harbi merupakan seorang guru di SD 2 Masbagik Selatan.