Puisi: Curhat Pemabuk kepada Pemabuk (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Curhat Pemabuk kepada Pemabuk" karya Ehfrem Vyzty menggambarkan percakapan introspektif antara dua pemabuk yang menyentuh berbagai tema ....
Curhat Pemabuk kepada Pemabuk

Tegukan pertama:
“kita sudah di angkasa luas saudaraku, jangan kau cari aku pada semesta. Banyak orang kelaparan melantunkan derita pada kita”

Tegukan kedua:
“Kita sudah dekat dengan surga saudaraku, segala harta melimpah atas kita. Tak usah kau bukakan pintu untuk mereka yang memungut sampah di pinggiran jalan menuju rumah kita”

Tegukan ketiga:
“Ahhh saudaraku... aku lupa mengingatkan anak serta istriku mengubur dalam-dalam pada neraka segala nyawa yang telah saya panggang karena berani menginjakkan kakinya di depan rumah dengan obor menyala-nyala digenggamnya. Aku hidup dari hidup orang-orang seperti itu. Tuhan tentu bangga berabad-abad lamanya padaku telah melakukan hal-hal begitu”

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Curhat Pemabuk kepada Pemabuk" karya Ehfrem Vyzty adalah puisi yang menggambarkan percakapan introspektif antara dua pemabuk yang menyentuh berbagai tema seperti alienasi, hedonisme, ketidakpedulian sosial, dan moralitas. Melalui tegukan demi tegukan minuman, pembicaraan mereka berkembang dari perasaan ketidakberdayaan hingga refleksi tentang dosa dan penyesalan. Puisi ini menawarkan pandangan yang jujur dan ironis tentang kehidupan manusia, terutama yang terjebak dalam siklus kecanduan dan pengabaian moral.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing dimulai dengan tegukan minuman. Setiap bagian menggambarkan tahap-tahap kesadaran yang berbeda dari penyair, mulai dari euforia awal hingga kesadaran moral yang lebih dalam. Gaya bahasa yang digunakan adalah langsung dan tidak bertele-tele, mencerminkan percakapan antara dua individu yang berada di bawah pengaruh alkohol. Bahasa yang digunakan cenderung kasar dan ironis, menunjukkan sikap sinis penyair terhadap realitas kehidupannya.
  • Tegukan pertama menggambarkan perasaan euforia dan pelarian dari realitas. Frasa "kita sudah di angkasa luas" menunjukkan keadaan mabuk yang membuat penyair merasa terlepas dari dunia nyata. Ada pengakuan terhadap penderitaan orang lain yang "melantunkan derita", tetapi ini diabaikan dengan cepat, menunjukkan sikap apatis dan ketidakpedulian terhadap penderitaan di sekitar mereka.
  • Tegukan kedua membawa penyair lebih dalam ke dalam ilusi dan hedonisme. Penyair merasa "dekat dengan surga" karena kekayaan dan kenikmatan yang mereka miliki. Namun, ada ketidakpedulian yang mencolok terhadap orang-orang miskin dan terpinggirkan yang memungut sampah. Ini menyoroti kesenjangan sosial dan sikap egois yang dipegang oleh penyair.
  • Tegukan ketiga membawa refleksi yang lebih dalam dan gelap. Penyair mengingat perbuatan dosa dan kejam yang telah dilakukan, termasuk membunuh orang-orang yang dianggap sebagai ancaman. Ada ironi pahit ketika penyair mengklaim bahwa Tuhan "bangga" padanya, menunjukkan kesadaran tentang kemunafikan dan dosa besar yang telah dilakukannya. Ini adalah pengakuan dosa dan penyesalan yang mendalam, namun diungkapkan dengan nada sinis.

Tema dan Pesan

Puisi ini menggali tema alienasi, hedonisme, kesenjangan sosial, dan moralitas. Penyair mencerminkan kehidupan yang penuh dengan kesenangan sementara dan ketidakpedulian terhadap orang lain, namun pada akhirnya menyadari dosa dan kejahatan yang telah dilakukan. Sikap sinis dan ironis dalam puisi ini mencerminkan ketidakmampuan penyair untuk benar-benar mengatasi penyesalan dan dosa-dosanya, memilih untuk tetap berada dalam siklus kehancuran diri.

Puisi "Curhat Pemabuk kepada Pemabuk" adalah puisi yang kuat dan introspektif, menawarkan pandangan yang jujur dan ironis tentang kehidupan manusia yang terjebak dalam siklus kecanduan dan pengabaian moral. Melalui bahasa yang lugas dan penuh makna, Ehfrem Vyzty berhasil menangkap esensi dari kehidupan yang penuh dengan kesenangan sementara dan penyesalan yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang moralitas, dosa, dan penyesalan, serta dampak dari ketidakpedulian sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Curhat Pemabuk kepada Pemabuk
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  • Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.