Saldo Sekecil itu Berkelahi dengan Aku

Saldo sekecil itu tidak selalu menjadi penghalang bagiku. Menjadikanku lebih semangat pantang menyerah untuk terus berjuang dan berkembang.

Setiap kali membuka aplikasi keuangan untuk memeriksa sisa jumlah uang dan aku melihat hanya angka kecil yang tertera, itu seperti memunculkan masalah baru yang tidak bisa terhindarkan. Saldo sekecil itu seperti musuh yang tak terlihat dan harus berkelahi dengan diriku, memaksaku untuk bisa merencanakan anggaran berbelanja dengan cerdas, dan memprioritaskan kebutuhan esensial yang pastinya juga menciptakan pertempuran pikiranku yang tak pernah ada habisnya antara keinginan dan keterbatasan. Jumlah saldo yang minim sering kali menjadi sumber kekhawatiran yang tak terelakkan.

Setelah 6 bulan terlewatkan menjadi mahasiswa yang jauh dari keluarga. Aku sudah mulai banyak belajar untuk hidup dengan keterbatasan keuangan, setiap rupiah dihitung, setiap pembelian diangan-angan, dan setiap keinginan dipertimbangkan. Setiap hari dimulai dengan perhitungan matang.

Sebenarnya hidup di bawah tekanan ekonomi adalah hal yang tak asing lagi bagiku.  Tetapi hal yang paling sulit sebagai mahasiswa yang jauh dari keluarga adalah ketika saldo rekening sudah menunjukkan angka yang hampir tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Kegalauan dan homesick dimulai ketika kebutuhan dasar berbenturan dengan kenyataan jumlah saldo yang minim. Kebutuhan makanan, kebutuhan sewa kost, kebutuhan transportasi, atau bahkan kebutuhan kampus menjadi pemandangan yang sangat menakutkan ketika saldo rekening begitu tampak rapuh. Saat aku berperang hebat dengan diriku sendiri, mencoba menenangkan kekhawatiran yang muncul sambil berusaha berpikir mencari solusi yang layak. Rasanya seperti berada dalam siklus tak berujung yang sulit untuk dilawan.

Saldo Sekecil itu Berkelahi dengan Aku

Terkadang muncul rasa malu karena tak mampu menyediakan hal-hal sederhana bagi diri sendiri atau orang-orang terkasih. Melihat teman-teman atau keluarga lainnya dengan kemampuan finansial yang lebih stabil membuat diri merasa kurang bersyukur dan muncul rasa insecure. Namun, di tengah-tengah semua perjuangan itu, ada kekuatan yang juga muncul dari dalam diri. Keinginan untuk bertahan dan tidak menyerah pada situasi yang sulit menjadi pendorong utama. Setiap keterbatasan dianggap sebagai tantangan untuk berkembang dan belajar lebih banyak lagi tentang nilai kehidupan.

Saat menyadari bahwa saldo sekecil itu sebenarnya bukanlah segalanya. Meskipun penting untuk dikelola dengan bijak, namun kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak semata-mata tergantung pada jumlah uang di rekening bank. Ada banyak hal lain dalam kehidupan yang lebih berharga dan mampu memberikan makna yang lebih dalam. Bertarung dengan jumlah saldo sekecil itu mengajari saya arti sebenarnya dari ketabahan dan ketangguhan.

Terkadang aku seperti melawan angin, tapi aku tetap berdiri teguh, menantang arus yang terus menerpaku. Terlepas dari segala penderitaan dan rintangan, jumlah saldo sekecil itu juga mengajari saya nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya. Menghargai kesederhanaan, kerendahan hati, dan empati terhadap orang lain yang juga menghadapi tantangan serupa. Aku akan terus melangkah maju, mengambil setiap pelajaran yang diberikan oleh setiap pertempuran, dan menjadikan keterbatasan sebagai dorongan untuk mencapai tujuan.

Saldo sekecil itu tidak selalu menjadi penghalang bagiku. Menjadikanku lebih semangat pantang menyerah untuk terus berjuang dan berkembang.  Belajar untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan. Yah, meskipun terlihat remeh, namun dibalik angka-angka tersebut tersimpan banyak kisah perjuanganku yang luar biasa, dari menahan keinginan yang menggebu-gebu hingga makanan yang hanya sebatas ngisi agar tetap hidup demi bisa tercukupi. Dan akhir perjalanan ini, aku yakin bahwa jumlah saldo tabungan yang kecil itu akan menjadi awal keberhasilan yang besar.

Alfinda Listiana Patwi Ratih

Biodata Penulis:

Alfinda Listiana Patwi Ratih saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.