Tak Sempat Kubungkam
Ada kebisingan dibalut ruang privat
Dalam kalbuku yang menjadi kerahasiaan
Dari kisah-kisah kita yang usang bersanding dengan sirna
Ini tentang perasaan yang telah lama
Mengembara dalam nalar dan kian membekas
Karena 'ku terus terpendam dalam benak
Sejujurnya, aku mencintaimu dalam kesunyian
Cinta ini pernah kukubur namun hadir kembali bila aku mulai merindu
Tetapi aku tetap tak bisa membungkamnya
Aku tak mampu merayumu
Barangkali perasaanku terkurung
Ala manusiawiku sedang dihakimi dalam ruang kemunafikan
Kalbuku dicekam introspeksi
Hiruk-pikuk bisikan-bisikan meronta-ronta menggoyahkan ketertarikanku
Ternyata ini perihal amanat tentang aku yang tak indah
Berkisah dalam dunia cinta
Serta kurang paham menangani masalah asmara
2024
Analisis Puisi:
Puisi "Tak Sempat Kubungkam" karya Leon Lus adalah sebuah ungkapan perasaan yang mendalam tentang cinta yang tak terucapkan dan konflik internal yang dihadapi oleh penyair. Dengan menggunakan bahasa yang metaforis dan gambaran yang kuat, puisi ini menggambarkan perjuangan internal seseorang dalam menyembunyikan dan mengekspresikan perasaannya terhadap orang yang dicintainya.
Kesunyian dan Kerahasiaan: Puisi ini dimulai dengan gambaran kebisingan yang dibalut oleh ruang privat dalam kalbu penyair. Hal ini menciptakan kontras antara kebisingan luar dan keheningan batin, menyoroti kerahasiaan perasaan yang tersembunyi dalam hati.
Perjuangan Internal: Penyair menggambarkan konflik internal yang dialaminya antara merahasiakan perasaannya dan keinginan untuk mengungkapkannya. Meskipun cinta itu telah lama ada dan membekas dalam pikirannya, ia terus berusaha untuk menyembunyikannya.
Kembali dan Tidak Sempat Dibungkam: Perasaan cinta yang telah dibuang kembali hadir ketika rindu mulai memenuhi hatinya. Penyair merasa tak mampu membungkam perasaannya dan terus merindukan orang yang dicintainya.
Konflik Antara Ruang Privat dan Ruang Publik: Puisi ini mengeksplorasi konflik antara kebutuhan untuk menjaga privasi dan keinginan untuk mengekspresikan perasaan cinta. Penyair merasa terkurung dalam ruang kemunafikan, di mana ia merasa sulit untuk mengekspresikan perasaannya secara terbuka.
Pertimbangan Akan Diri Sendiri: Penyair mengalami introspeksi dan pertimbangan akan dirinya sendiri dalam konteks hubungan asmara. Ia merasa kurang paham dalam menangani masalah cinta dan merasa terhakimi oleh hiruk-pikuk bisikan dan pertimbangan dalam dirinya.
Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, puisi "Tak Sempat Kubungkam" menggambarkan perjuangan penyair dalam merangkai dan mengungkapkan perasaannya, sambil menjelajahi konflik internal yang kompleks dalam konteks hubungan asmara.
Karya: Leon Lus