Puisi: Tadabur (Karya Dewi Musdalifah)

Puisi "Tadabur" karya Dewi Musdalifah menghadirkan gambaran keindahan alam dan refleksi tentang hubungan antara manusia dengan alam dan spiritualitas.
Tadabur

Hening subuh
Lirih daun bertasbih
Bergoyang dan berirama syahdu
Gelombangnya menyusup tulang
Menciptakan getaran.

Setiap pertemuan membawa kapasitas
Energi dan makna
Semua ada takaran dan batasannya
Ada rentang waktu berlaku
Tidak boleh melampaui itu.

Duhai, tumbuhan hidup
Ajari aku melantunkan rindu
Jangan hanya tersenyum
Ajak aku dalam keceriaan
Sepanjang hidup tunduk
Bahagia dalam dekapan Tuhan.

Analisis Puisi:

Puisi "Tadabur" karya Dewi Musdalifah adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran keindahan alam dan refleksi tentang hubungan antara manusia dengan alam dan spiritualitas. Dalam puisi ini, Musdalifah menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, mempersembahkan pengalaman keagungan alam dan keintiman spiritual.

Kecemerlangan Alam: Puisi ini dibuka dengan gambaran keheningan subuh yang indah, di mana daun-daun bertasbih dan gelombang laut menyusup ke dalam tulang, menciptakan getaran yang menakjubkan. Metafora ini menghadirkan gambaran tentang keindahan alam yang mempesona dan menyentuh hati, serta memberikan pengalaman spiritual yang mendalam.

Pertemuan dan Energi: Melalui kata-kata "setiap pertemuan membawa kapasitas energi dan makna", Musdalifah mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan dan kekayaan yang terdapat dalam setiap interaksi dan hubungan manusia dengan alam dan sesamanya. Hal ini menyoroti pentingnya memahami nilai dan makna di balik setiap pengalaman hidup.

Kesadaran akan Batasan: Puisi ini juga mengeksplorasi tema kesadaran akan batasan dan keteraturan dalam kehidupan. Musdalifah menyatakan bahwa "semua ada takaran dan batasannya" dan "ada rentang waktu berlaku, tidak boleh melampaui itu", mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya hidup dalam harmoni dengan alam dan aturan yang telah ditetapkan.

Belajar dari Alam: Musdalifah meminta agar tumbuhan hidup mengajari manusia untuk melantunkan rindu dan bahagia dalam dekapan Tuhan. Ini menciptakan gambaran tentang belajar dan mengambil pelajaran dari alam, serta menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam ketaatan kepada Tuhan.

Keterhubungan Spiritual: Puisi ini mencerminkan keterhubungan spiritual antara manusia, alam, dan Tuhan. Melalui pengalaman keindahan alam dan refleksi tentang makna kehidupan, Musdalifah mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan yang mendalam antara manusia dan penciptanya, serta pentingnya hidup dalam harmoni dengan alam.

Secara keseluruhan, puisi "Tadabur" karya Dewi Musdalifah adalah sebuah karya sastra yang memikat dengan gambaran alam yang indah dan refleksi spiritual yang mendalam. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, Musdalifah mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam, makna kehidupan, dan hubungan spiritual antara manusia, alam, dan Tuhan.

Dewi Musdalifah
Puisi: Tadabur
Karya: Dewi Musdalifah

Biodata Dewi Musdalifah:
  • Dewi Musdalifah lahir pada tanggal 23 Juni 1974 di Gresik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.