Sujud Ilalang untuk Semesta
Hujan masih saja mendaras air mata
Membasuh setiap lekuk dosa
Sujud pada bumi yang merana
Angin mengajak ilalang menari
Melepas kesendirian yang gersang
Bersama petir yang membungkam badai
Purba rindu meliuk melantunkan cinta
Pada semburat yang tak lagi jingga.
Menangislah bumi
Menangislah langit
Menangislah
Bersujud khusyuk dibawah hujan
Air suci siklus alam
Melelehlah air mata ilalang terurai di tariannya
Padamu bumi
Padamu langit
Padamu semesta
Padamu alam raya.
Hujan bukan malapetaka
Ia membasuh mengingatkanmu
Karena manusia bebal dan berhati batu
Mencipta banjir dan air matanya sendiri.
Sujudku sujud ilalang dibawah nyanyian hujan
Tarianku tarian alam mengibar doa restu bumi
Menulis ikrar pada hati yang telah membatu
Mencintai hujan, semesta alam raya
Tanpa air mata.
Analisis Puisi:
Puisi "Sujud Ilalang untuk Semesta" karya A. Rego S. Ilalang merupakan sebuah karya yang menyajikan gambaran alam dan hubungan manusia dengan alam secara mendalam.
Gambaran Alam yang Mendalam: Penyair menggambarkan gambaran alam secara intens dalam puisi ini. Hujan yang menjadi metafora air mata, ilalang yang menari di bawah angin, serta petir yang membungkam badai, semuanya menggambarkan kekuatan alam yang megah dan penuh makna.
Sujud sebagai Simbol Penghormatan dan Kepatuhan: Sujud yang dilakukan oleh ilalang dan kemudian diikuti oleh penyair menjadi simbol penghormatan dan kepatuhan terhadap kekuatan alam. Hal ini mencerminkan rasa keterikatan manusia dengan alam dan kesadaran akan pentingnya menjaga dan menghormati alam.
Kritik terhadap Manusia dan Perlakuan terhadap Alam: Puisi ini juga menyiratkan kritik terhadap perilaku manusia yang seringkali merusak alam. Banjir yang disebabkan oleh ulah manusia menjadi dampak dari kebodohan dan ketidakpedulian manusia terhadap alam.
Rasa Syukur dan Kepedulian: Meskipun menyiratkan kritik terhadap perilaku manusia, puisi ini juga mencerminkan rasa syukur dan kepedulian terhadap keindahan alam. Penyair menuliskan ikrar pada hati yang telah membatu untuk mencintai hujan dan seluruh semesta alam tanpa harus mengalami air mata.
Simbolisme dalam Bahasa dan Imaji: Penyair menggunakan bahasa yang kaya akan imaji dan simbolisme dalam puisi ini. Misalnya, hujan yang menjadi metafora air mata, ilalang yang menari sebagai simbol keindahan dan kekuatan alam, serta sujud yang melambangkan penghormatan dan ketaatan.
Secara keseluruhan, puisi "Sujud Ilalang untuk Semesta" menggambarkan hubungan yang kompleks antara manusia dan alam. Dengan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan peran dan tanggung jawab manusia dalam menjaga kelestarian alam serta menghargai kekuatan dan keindahan alam semesta.
Karya: A. Rego S. Ilalang
Biodata A. Rego S. Ilalang:
- A. Rego S. Ilalang (Agus R. Subagyo) lahir pada tanggal 7 Oktober 1973 di Nganjuk.