Shodanco Parto Harjono
Di tengah dingin malam,
setelah pasukan PETA Blitar berangkat menuju sektor perjuangan.
Seorang Bintara tentara PETA yang bernama Shodanco Parto Harjono berniat
menunaikan nadzar agungnya.
Mengibarkan Sang Merah Putih di tiang bendera lapangan upacara daidan PETA
Blitar.
Parto Harjono datang dengan mengendarai sepeda tua.
Dengan hati berdegub dia memandang tajam ke sekeliling lapangan upacara.
Dia menghampiri tiang bendera.
Memberi penghormatan pada Hinomaru.
Menurunkan Hinomaru dari tiang bendera dan menyobeknya.
Lalu perlahan mengambil Sang Merah Putih dari balik bajunya dan mengibarkannya
dengan teriakan merdeka!
Akulah Parto Harjono.
Yang telah mengibarkan sang merah putih pada detik-detik pemberontakan PETA
Blitar itu.
Aku telah melepaskan nadzar agungku, kebanggaan rasaku, bukti cintaku pada
tanah air dan bangsaku.
Jika kalian bertanya tentang keikhlasan cintaku itu ...
Aku jawab tegas bahwa aku sangat mencintai tanah airku.
Aku tak pernah mengharapkan pangkat, kedudukan, atau gaji yang tinggi untuk
semua itu.
Aku adalah Parto Harjono,
Aku tak peduli walaupun aku tak pernah mendapatkan gaji atau penghargaan
bintang emas tanda pejuang dari pemerintah negeriku.
Aku tak akan mengharapkan apa-apa dari siapapun sebagai imbal jasa
perjuanganku.
Karena ini adalah baktiku,
Karena ini adalah dharmaku,
Karena ini adalah rasa cinta pada bangsa dan negeriku.
Jaya, jayalah indonesia tumpah darahku. Merdeka!!!
Analisis Puisi:
Puisi "Shodanco Parto Harjono" karya Redi Wisono mengisahkan tentang seorang tentara PETA yang bernama Shodanco Parto Harjono dan pengabdiannya pada tanah air dan bangsanya.
Tema Patriotisme dan Pengabdian: Puisi ini secara konsisten menggambarkan tema patriotisme dan pengabdian pada tanah air dan bangsa. Shodanco Parto Harjono dianggap sebagai simbol pengorbanan dan kecintaan yang tulus terhadap Indonesia. Tindakannya mengibarkan Sang Merah Putih dan menunaikan nadzar agungnya menunjukkan tekadnya untuk berjuang demi kemerdekaan tanah airnya.
Kesetiaan dan Keikhlasan: Penyair menyoroti kesetiaan dan keikhlasan Shodanco Parto Harjono terhadap perjuangan kemerdekaan. Meskipun tidak pernah mementingkan pangkat, kedudukan, atau imbalan material, dia tetap setia pada tugasnya sebagai pejuang kemerdekaan. Tindakannya tidak meminta imbalan atau penghargaan menunjukkan ketulusan dan keikhlasan dalam berjuang.
Pengorbanan Tanpa Pamrih: Puisi ini menegaskan bahwa pengabdian Shodanco Parto Harjono tidaklah dilakukan demi kepentingan pribadi atau imbalan materi. Dia berjuang semata-mata atas dasar kecintaan pada tanah air dan bangsa, tanpa mengharapkan penghargaan atau pengakuan dari pihak lain. Hal ini menunjukkan pengorbanan yang tulus dan tanpa pamrih dalam perjuangan melawan penjajah.
Semangat Kemerdekaan: Puisi ini juga mencerminkan semangat kemerdekaan yang menggebu-gebu dari seorang pejuang yang siap berkorban demi negaranya. Shodanco Parto Harjono dianggap sebagai pahlawan yang mengibarkan panji-panji kemerdekaan dengan gagah berani, tanpa ragu-ragu atau penyesalan.
Puisi "Shodanco Parto Harjono" karya Redi Wisono adalah sebuah penghormatan yang dalam terhadap semangat patriotisme, pengabdian, kesetiaan, dan pengorbanan tanpa pamrih dari seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Dengan gaya bahasa yang lugas dan emosional, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang keberanian dan ketulusan dalam berjuang untuk meraih kemerdekaan.
Karya: Redi Wisono