Analisis Puisi:
Puisi "Sesobek Buku Harian Indonesia" karya Emha Ainun Nadjib merupakan sebuah kritik sosial yang tajam terhadap berbagai peristiwa kekerasan, kecurangan, dan ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Melalui metafora drama dan sandiwara, penyair menggambarkan keadaan politik dan sosial yang menyedihkan dan tragis di dalam negeri.
Metafora Drama dan Sandiwara: Penyair menggunakan metafora drama dan sandiwara untuk menggambarkan situasi politik dan sosial di Indonesia. Berbagai peristiwa kekerasan dan kecurangan disamakan dengan sebuah drama yang mengerikan dan tragis. Drama-drama ini tidak memiliki panggung fisik, tetapi berlangsung di atas "hamparan kepala-kepala penonton", menggambarkan pengaruh langsungnya terhadap kehidupan rakyat.
Kritik terhadap Kekerasan dan Kekacauan: Puisi ini secara tegas mengkritik kekerasan, kecurangan, dan ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Berbagai peristiwa dramatis seperti "Pesta Darah di Jember" dan "Teror atas Gardu Pengaman Rakyat di Bandung" digambarkan sebagai cerminan dari kondisi sosial dan politik yang kacau dan penuh kekerasan.
Kritik terhadap Ketidakpedulian dan Ketidaktahuan: Penyair menyindir ketidakpedulian dan ketidaktahuan masyarakat terhadap keadaan politik dan sosial yang buruk. Masyarakat diibaratkan sebagai "orang-orang yang amat lugu dan tak tahu", yang mudah dikelabui dan dijerumuskan oleh kepentingan politik yang licik dan tidak jujur.
Pertanyaan Identitas dan Kepemilikan: Puisi ini juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dalam tentang identitas dan kepemilikan. Siapa yang sebenarnya memiliki tanah, hutan, dan sumber daya alam di Indonesia? Pertanyaan ini menggambarkan ketidakjelasan dan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya alam di negara tersebut.
Puisi "Sesobek Buku Harian Indonesia" adalah sebuah puisi yang menyentuh dan memberikan gambaran yang kuat tentang kondisi politik dan sosial di Indonesia. Dengan menggunakan metafora dramatis, Emha Ainun Nadjib mengkritik keras kekerasan, kecurangan, dan ketidakadilan yang melanda negara tersebut, serta menantang masyarakat untuk lebih kritis dan peduli terhadap situasi yang ada.