Puisi: Senopati Palagan PETA Blitar (Karya Redi Wisono)

Puisi "Senopati Palagan PETA Blitar" karya Redi Wisono menggambarkan keberanian dan pengorbanan para pejuang PETA Blitar dalam melawan penjajah ...
Senopati Palagan PETA Blitar

Atas nama warna merah pada darah
Atas nama warna Putih pada tulang
Sejarah telah menorehkan serangkaian penjajahan yang meluluhlantakkan bumi pertiwi
Menorehkan kisah kelam penderitaan
Nestapa berkepanjangan pada nasib bangsa Indonesia
Bumi pertiwi bersedih
Bumi pertiwi menangis
Bumi pertiwi memanggil putra- putri terbaiknya untuk membela bangsa dan negaranya.

Demikian pula di Blitar.
Shudanco Supriadi dan kawan-kawan yang tergabung dalam pasukan PETA Blitar
memberontak pada penindasan bangsa Jepang.

Pada tanggal 14 Februari 1945,
Mereka meletupkan mortir ke arah hotel Sakura
Mereka mencetuskan sebuah perlawanan pada bangsa jepang
Menyadarkan setiap mata
Membuka mata dunia
Bahwa pasukan PETA Blitar adalah manusia-manusia pilihan Tuhan untuk
membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan.
Mereka semua adalah "Senopati Palagan Peta Blitar"

Analisis Puisi:

Puisi "Senopati Palagan PETA Blitar" karya Redi Wisono menggambarkan keberanian dan pengorbanan para pejuang PETA Blitar dalam melawan penjajah Jepang selama masa penjajahan.

Warna Merah dan Putih sebagai Simbol Kebangsaan: Penyair menggunakan warna merah dan putih sebagai simbol kebangsaan Indonesia. Merah melambangkan darah para pejuang yang tumpah dalam perjuangan, sementara putih melambangkan tulang yang menjadi pondasi bangsa. Hal ini menunjukkan kesatuan dan semangat kebangsaan yang menginspirasi para pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Penolakan terhadap Penindasan: Puisi ini menyoroti perlawanan keras pasukan PETA Blitar terhadap penindasan bangsa Jepang. Tindakan mereka dalam meletupkan mortir ke arah hotel Sakura menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan yang menindas dan merugikan rakyat Indonesia. Mereka memilih untuk berjuang demi membebaskan bangsanya dari belenggu penjajahan, meskipun dengan risiko yang besar.

Perlawanan dan Kepemimpinan: Penyair menekankan bahwa pasukan PETA Blitar, yang dipimpin oleh Shudanco Supriadi dan kawan-kawan, adalah tokoh-tokoh yang dianggap sebagai "Senopati Palagan PETA Blitar". Mereka dianggap sebagai manusia-manusia pilihan Tuhan yang dipercayakan untuk memimpin perlawanan melawan penjajah dan membebaskan bangsanya. Puisi ini menghormati keberanian, keteguhan, dan kepemimpinan mereka dalam menghadapi tantangan yang berat.

Semangat Kemerdekaan: Puisi ini mencerminkan semangat kemerdekaan yang menggebu-gebu dari para pejuang PETA Blitar. Mereka siap mengorbankan segalanya demi kemerdekaan dan martabat bangsa Indonesia. Tindakan mereka menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk tetap berjuang demi kebebasan dan kedaulatan tanah air.

Puisi "Senopati Palagan PETA Blitar" karya Redi Wisono adalah sebuah penghormatan yang mendalam terhadap semangat perlawanan dan pengorbanan para pejuang PETA Blitar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dengan gaya bahasa yang kuat dan emosional, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang keberanian, kesetiaan, dan semangat juang yang menginspirasi generasi selanjutnya.

Puisi
Puisi: Senopati Palagan PETA Blitar
Karya: Redi Wisono
© Sepenuhnya. All rights reserved.