Sekian, untuk yang Kukira Cinta
"Aku tak mencintaimu," katamu malam itu
Aku terpelanting, terjerembab
disergap ilusi dan diksi
yang pernah berhamburan
dari kedua matamu
Tercekat, tergesa
menuruni tangga tangga kisah
yang telah susah payah kususun
untuk sampai ke pelukanmu,
yang semu
Luka menjulur julurkan lidahnya
menutupi pias cahaya bulan
"Aku telah salah menafsir"
Tertatih, kutanggalkan,
kucampakkan jubah kenangan,
kuletakkan wajahmu,
tumpukan rindu, dan airmata
di tempat yang tak akan pernah
kusinggahi lagi
Di jalan raya puisi puisiku
berkecamuk, remuk,
digilas mimpi buruk,
dan sebuah akhir anyir
tentang perempuan yang mati
ditikam dongengnya sendiri
Maret, 2018
Analisis Puisi:
Puisi "Sekian, untuk yang Kukira Cinta" karya Helvy Tiana Rosa adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kecewa dan patah hati akibat pengkhianatan dan penolakan dalam hubungan cinta. Melalui bahasa yang kuat dan gambaran yang emosional, penulis menggambarkan perjalanan dari harapan hingga kekecewaan dalam percintaan.
Pengkhianatan dan Penolakan: Puisi ini dimulai dengan pengakuan keras dari sang kekasih bahwa ia tidak mencintai. Ini menandai puncak kejutan dan keputusasaan bagi sang penyair, yang telah berharap akan cinta dari sang kekasih. Pengkhianatan dan penolakan ini mengguncangnya hingga terjerembab dalam kehampaan dan kebingungan.
Ilusi dan Kekecewaan: Penyair merasa terjebak dalam ilusi dan diksi yang dibangun oleh kedua mata kekasihnya. Namun, ketika kebenaran terungkap, ilusi itu hancur, meninggalkan kekecewaan yang mendalam. Penyair merasa tercekat dan tergesa-gesa, menuruni tangga-tangga kisah cinta yang telah dirancang dengan susah payah, hanya untuk menemui akhir yang pahit.
Patah Hati dan Pembongkaran Kenangan: Patah hati dan kekecewaan yang dirasakan oleh penyair tercermin dalam tindakan membuang jubah kenangan dan menempatkan wajah sang kekasih, rindu, dan airmata di tempat yang tidak akan pernah dikunjungi lagi. Ini mencerminkan pembongkaran kenangan dan hubungan yang telah hancur, serta kesediaan untuk melupakan dan melangkah maju dari rasa sakit.
Kesimpulan Pahit: Puisi ini berakhir dengan gambaran yang menyedihkan tentang penyair yang merasa tergilas mimpi buruk dan menemui akhir yang tragis tentang perempuan yang mati ditikam oleh dongengnya sendiri. Ini menekankan keputusasaan dan ketidakadilan dalam percintaan, di mana harapan dan impian bisa hancur oleh kekecewaan dan pengkhianatan.
Dengan demikian, puisi "Sekian, untuk yang Kukira Cinta" adalah sebuah penggambaran yang kuat tentang pengkhianatan dan penolakan dalam percintaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas emosi manusia dalam hubungan cinta, serta tentang kerentanan dan pahitnya pengalaman patah hati.
Karya: Helvy Tiana Rosa
Biodata Helvy Tiana Rosa:
- Dr. Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum. lahir pada tanggal 2 April 1970 di Medan.