Ranah Paling Teduh
Ibu
Kaulah rumah teduh
Ranahku bertapa bersama kenangan
Kaulah samudera tempatku arungi mimpi
Bersamamu selalu rindu
Ibu
Kaulah bumi tergelar lembut
Tempatku lepas lelah dan kesedihan
Kaulah gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam
Mata air yang tak pernah berhenti mengalir
Basuh setiap jengkal kemarau di hatiku
Ibu
Tempatku berlayar menebar pukat dan melempar sauh
Tanah tempatku menanam
Kebaikan dan kasih sayang
Sunyi, 24 April 2024
Analisis Puisi:
Puisi "Ranah Paling Teduh" karya Umi Hanin adalah sebuah penghormatan yang dalam kepada seorang ibu dan menggambarkan hubungan yang hangat serta erat antara seorang anak dan ibunya.
Simbolisme Ibu sebagai Rumah Teduh: Dalam puisi ini, ibu diibaratkan sebagai rumah yang teduh dan nyaman bagi si anak. Ibu adalah tempat di mana anak bisa merasa aman, terlindungi, dan tenang. Rumah merupakan metafora bagi kasih sayang, dukungan, dan kehangatan yang diberikan oleh seorang ibu.
Penggambaran Ibu sebagai Samudera dan Bumi: Penyair menggambarkan ibu sebagai samudera dan bumi yang melambangkan kebesaran, ketenangan, dan keberlimpahan. Samudera dan bumi adalah sumber kekuatan dan ketenangan bagi anak, serta menjadi landasan yang kokoh untuk meraih mimpi dan cita-cita.
Peran Ibu sebagai Pelindung dan Penyembuh: Ibu digambarkan sebagai gunung yang menjaga mimpi anak di siang dan malam hari. Ini menyoroti peran ibu sebagai pelindung yang selalu siap melindungi anak-anaknya dari segala rintangan dan bahaya. Selain itu, ibu juga diibaratkan sebagai mata air yang tak pernah berhenti mengalir, yang mencuci setiap kemarau di hati anak dan menyembuhkan segala luka.
Perlambangan Tanah sebagai Tempat Tumbuh Kembang Anak: Tanah digambarkan sebagai tempat anak menanam kebaikan dan kasih sayang. Ini menggambarkan bagaimana ibu adalah tempat pertumbuhan dan pembelajaran bagi anak-anaknya. Ibu adalah sumber kebaikan, kasih sayang, dan kearifan yang menginspirasi anak-anaknya untuk tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Puisi "Ranah Paling Teduh" karya Umi Hanin adalah sebuah persembahan yang hangat dan penuh cinta kepada seorang ibu. Melalui metafora rumah, samudera, bumi, dan tanah, penyair menggambarkan peran ibu sebagai tempat perlindungan, kehangatan, dan pertumbuhan bagi anak-anaknya. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya kasih sayang seorang ibu dalam membentuk karakter dan membimbing anak-anak menuju kehidupan yang lebih baik.
Karya: Umi Hanin
Biodata Umi Hanin:
- Umi Hanin lahir di Tangerang dan menetap di kota yang sama. Ia menulis sejak akhir tahun 2022.
- Alumni UIN Syahid Jakarta ini pernah belajar di KMO Batch 52 dan AIS (Asqa Imagination School). Kini aktif di Ruang Kata.