Pesta Kenang
Di ujung takbiran
Beduk dan gong bergemelentam
Kita senyawa di sana, menggirang
Untuk musim panen ke depan
Kita merencanakan pesta kenang
Bukan untuk pesta arak dan perang tanding
Di selubung malam
Pesta kenang yang kita cipta
Tiba jua
Sebelum orang hanyut bergenggaman
Anak-anak muda lebih awal menerjang kegembiraan
Sebagian menjerumus ke gumbang pongasih
Sebagian lagi mengasah parang dan busur
Lalu
Malam memuncak
Anak muda berang
Ditebang saung
Melarungkan jantungnya yang ikut berdentam
Ke dalam riang-riang malam
Ke dalam riuh pesta
Sudah poranda dan bercecer luka
Di selubung malam
Di sela anyir malam
Masih juga kita tuturkan
Kisah dari pesta yang sudah tenggelam
Konawe, Juni 2009
Analisis Puisi:
Puisi "Pesta Kenang" karya Iwan Konawe menggambarkan sebuah perayaan yang diadakan dengan tujuan mengenang dan merayakan kehidupan, namun akhirnya berujung pada kehancuran dan kerusakan. Melalui penggunaan gambaran-gambaran yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini menyampaikan pesan tentang sifat sementara dan rapuhnya kesenangan duniawi.
Gambaran Perayaan: Puisi ini membawa pembaca ke dalam gambaran sebuah perayaan yang meriah, diwarnai dengan bunyi beduk dan gong yang bergemuruh. Hal ini menciptakan citra tentang kegembiraan dan persatuan dalam sebuah momen perayaan yang dianggap istimewa.
Kontras Antara Harapan dan Kenyataan: Meskipun awalnya pesta direncanakan untuk merayakan musim panen yang akan datang, namun kemudian terungkap bahwa pesta tersebut berujung pada kehancuran dan kekerasan. Ini menciptakan kontras yang kuat antara harapan dan kenyataan, serta menyoroti ketidakpastian hidup dan perubahan yang tak terduga.
Kritik Sosial: Puisi ini juga mengandung elemen kritik sosial terhadap perilaku destruktif manusia, terutama dalam konteks pesta dan perayaan. Penggambaran anak muda yang terjerumus ke dalam perilaku berbahaya seperti minum-minuman keras dan mempersiapkan senjata menyoroti masalah-masalah yang sering terjadi dalam masyarakat.
Kehancuran dan Kerusakan: Puisi ini menggambarkan pesta yang semakin hancur dan berakhir dalam kekerasan dan luka. Penggambaran saung yang ditebang dan jantung yang dilaporkan ke dalam riang malam menciptakan citra tentang kehancuran fisik dan emosional yang disebabkan oleh perbuatan manusia sendiri.
Penutup yang Reflektif: Meskipun pesta sudah berakhir dan kesenangan telah sirna, puisi ini tetap menyisakan ruang untuk refleksi dan penghormatan terhadap kenangan yang tenggelam. Ini menciptakan kesan tentang pentingnya mengingat dan belajar dari pengalaman masa lalu, serta merenungkan tentang nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kehidupan.
Puisi "Pesta Kenang" karya Iwan Konawe adalah sebuah karya yang menggambarkan perayaan yang berakhir tragis dan mengundang pembaca untuk merenungkan tentang sifat sementara dan rapuhnya kesenangan dunia. Dengan gambaran-gambaran yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini menyampaikan pesan yang mendalam tentang kritik sosial, refleksi atas kehancuran, dan pentingnya mengingat kenangan yang telah berlalu.
Karya: Iwan Konawe
Biodata Iwan Konawe:
- Iwan Konawe (nama pena dari Irawan Tinggoa) lahir pada tanggal 8 Oktober 1980 di Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.