Puisi: Penyesalan Esok Lusa (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Penyesalan Esok Lusa" karya Ehfrem Vyzty membawa pembaca pada perjalanan introspektif tentang penyesalan dan waktu yang telah terlewat.
Penyesalan Esok Lusa

Kau berkali-kali membunuh waktu
dengan mata tertutup rapat,
Membiarkan sayap patah-patah
Esok lusa, 
Penyesalan dalam diri menyerang
Kau mulai memaki diri sendiri
Mempersalahkan mata 
sebab selalu tak kuat dirayu anak kecil 
dalam kepala,
Esok lusa
Kau tak dapat terbang macam elang
Sayap-sayapmu telah hilang
Dicuri segudang beruang dalam mimpi
Kenangan

2024

Analisis Puisi:
Puisi "Penyesalan Esok Lusa" karya Ehfrem Vyzty membawa pembaca pada perjalanan introspektif tentang penyesalan dan waktu yang telah terlewat.

Penyesalan yang Membelenggu: Penyair menggambarkan suasana penyesalan yang melumpuhkan, di mana pelaku menyadari bahwa mereka telah membiarkan waktu berlalu tanpa melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Penyesalan ini melanda pelaku "esok lusa", memberikan nuansa keputusasaan atas kesempatan yang telah terlewat.

Pembunuhan Waktu: Puisi ini menyoroti tindakan pelaku yang membunuh waktu dengan mata tertutup rapat. Ini menggambarkan sikap abai terhadap waktu yang berharga dan kesempatan yang terlewat sia-sia. Sikap ini menyebabkan penyesalan yang mendalam di kemudian hari.

Kesulitan Menerima Diri Sendiri: Penyair menggambarkan pelaku mulai memaki diri sendiri dan mempersalahkan kelemahan diri. Mereka menyalahkan diri sendiri karena tidak mampu menghadapi godaan atau tantangan kecil yang muncul dalam pikiran mereka. Ini menciptakan siklus penyesalan yang menggiring mereka pada keputusasaan.

Metafora Sayap yang Patah: Metafora tentang sayap yang patah dan tidak dapat terbang seperti elang menggambarkan kehilangan kemampuan untuk meraih potensi maksimal atau menggapai impian. Sayap yang dicuri oleh "segudang beruang dalam mimpi" menunjukkan penghalang atau rintangan yang tak terduga dalam mencapai cita-cita.

Tema Kesempatan yang Terlewat: Puisi ini menyoroti tema kesempatan yang terlewat dan penyesalan atas tindakan atau ketidaktindakan di masa lalu. Pesan moral yang terkandung adalah pentingnya menghargai waktu dan kesempatan yang dimiliki, serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencapai impian dan tujuan hidup.

Dengan menggunakan bahasa metaforis dan gambaran yang kuat, Ehfrem Vyzty menggambarkan pengalaman penyesalan dan kehilangan yang universal. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan dan pentingnya memanfaatkan waktu dengan bijaksana untuk mewujudkan impian dan tujuan hidup.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Penyesalan Esok Lusa
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty sudah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • PenebusanKisah kita mungkin akan seperti penebusan dosa,untuk kesalahan-kesalahan remajayang kita lakukan dengan penuh rasa bangga.Sesekali menolak menyesali, karena terlanjur perc…
  • Pertanyaan di Ujung Malam     Bukankah kita pernah di sini     mencari makna dari kesunyian     yang tumbuh di dalam keramaian? Sam…
  • Kenangan untuk Karinah Moordjono Kadang Di antara jeriji itu-itu saja Mereksmi memberi warna Benda usang dilupa Ah! tercebar rasanya diri Membubung tin…
  • Kita Butuh Pegangan Buyar seketika sederet pertanyaan kosong terhenyak dan tanggal keabadian semakin tidak menarik. Bunga, suaramu seper…
  • Penyesalan Esok LusaKau berkali-kali membunuh waktudengan mata tertutup rapat,Membiarkan sayap patah-patahEsok lusa, Penyesalan dalam diri menyerangKau mulai memaki diri sendi…
  • Penyesalan (Untuk Rien)mengapa justru malam itu kau datang padaku? dalam mimpi lembayung bugenvil dan bayangan berhadapan, tiba-tiba nyata: lelaki mencium gadis jangkung me…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.