Pahlawan PETA Blitar
Hari itu tanggal 14 Februari tahun 1945
Pasukan PETA Blitar berjuang untuk bangsa dan negara.
Di bawah pimpinan Sudanco Supriyadi,
Pasukan PETA Blitar berjuang membebaskan ibu Pertiwi.
Tuhan,
Berikan tempat yang indah dan agung di sisi-Mu.
Karena mereka adalah pahlawan kusuma bangsa.
Tuhan,
Kabulkanlah doaku.
Analisis Puisi:
Puisi "Pahlawan PETA Blitar" karya Redi Wisono menggambarkan penghormatan dan pengakuan atas keberanian serta pengorbanan pasukan PETA Blitar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Tanggal Bersejarah: Penyair menetapkan tanggal 14 Februari 1945 sebagai titik fokus dalam puisi ini. Pada tanggal tersebut, pasukan PETA Blitar terlibat dalam perjuangan yang bersejarah untuk membebaskan bangsa dan negara dari penindasan penjajah Jepang. Penyebutan tanggal yang spesifik ini memberikan kedalaman sejarah dan keberanian yang dihormati.
Kepemimpinan Sudanco Supriyadi: Sudanco Supriyadi disebut sebagai pemimpin pasukan PETA Blitar dalam puisi ini. Dia adalah tokoh sentral yang memimpin pasukan dalam pertempuran melawan penjajah. Penghormatan terhadap kepemimpinannya menunjukkan penghargaan atas ketegasan, keberanian, dan kepemimpinan yang dimiliki oleh tokoh tersebut.
Pengorbanan dan Penghargaan: Penyair memohon kepada Tuhan untuk memberikan tempat yang indah di sisi-Nya bagi para pahlawan PETA Blitar. Hal ini mencerminkan rasa hormat yang mendalam terhadap pengorbanan dan pengabdian para pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Permohonan doa kepada Tuhan menjadi simbol penghargaan dan pengakuan atas jasa-jasa mereka.
Semangat Kebangsaan: Puisi ini mencerminkan semangat kebangsaan yang kuat dalam perjuangan para pahlawan PETA Blitar. Mereka tidak hanya berjuang untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk bangsa dan negara mereka. Semangat ini tercermin dalam kesetiaan mereka pada tanah air dan tekad mereka untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan.
Puisi "Pahlawan PETA Blitar" karya Redi Wisono adalah sebuah penghormatan yang tulus terhadap para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang keberanian, pengorbanan, dan semangat kebangsaan yang menjadi warisan berharga bagi bangsa Indonesia.
Karya: Redi Wisono