Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Negeri yang Terbelah (Karya Helvy Tiana Rosa)

Puisi "Negeri yang Terbelah" karya Helvy Tiana Rosa menyampaikan ketidaksetujuan terhadap ketidakadilan, ketidakbenaran, dan polarisasi yang ....
Negeri yang Terbelah

Pikiran siapa yang bertubi-tubi dikebiri
dalam kata-kata yang api
lalu kebenaran menjadi canggung, asing
dan tak lagi mudah dikenali,

Nalar siapa yang digerus berulangkali
ketika kebajikan dipersekusi
Penjaga risalah difitnah dan didiskriminasi,
pencari keadilan berduyun-duyun jadi terdakwa
dikunci di balik jeruji
O, kaki hukum yang kian pincang dan rejang
pemantik kebencian, para pendusta, koruptor, peneror
di mana mereka kau semat?
Sedang para penjilat
tumbuh sebagai musim semi

Kesalahan demi kesalahan diamini
bahkan dirayakan secara terbuka
di antara serpihan janji yang ditiup angin,
dan diskusi purba
tentang melepas mereka
yang hilang ingatan ke bilik bilik suara,
serta teriakan berisik kelompok picik
yang selalu mengaku paling toleran

Di sepanjang jalan itu kutemukan
tubuh-tubuh kita yang lama menyatu
terbelah pecah, ditebas entah apa
sementara orang orang tak dikenal
dari negeri antah berantah
terus membanjiri tanah ini,
bermimpi jadi penghuni baru sebuah negeri
yang terus membelah dirinya sendiri

Jakarta, 2018

Analisis Puisi:

Puisi "Negeri yang Terbelah" karya Helvy Tiana Rosa adalah sebuah pengamatan tajam tentang kondisi sosial dan politik yang memecah-belahkan suatu negara. Dengan bahasa yang kuat dan metafora yang kuat, penulis menyampaikan ketidaksetujuan terhadap ketidakadilan, ketidakbenaran, dan polarisasi yang mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat.

Kritik terhadap Kebijakan dan Sistem Hukum: Puisi ini mengkritik keras kebijakan dan sistem hukum yang terkesan tidak adil dan terkooptasi. Penjaga risalah, yang seharusnya melindungi dan menegakkan keadilan, difitnah dan didiskriminasi, sementara pelaku kejahatan dan koruptor terlihat leluasa bergerak. Hal ini mencerminkan ketidakpuasan terhadap penegakan hukum yang tidak merata dan tidak adil.

Polaritas Politik dan Sosial: Penulis menggambarkan adanya polarisasi politik dan sosial yang memecah-belahkan masyarakat. Dalam puisi ini, ada penjilat yang tumbuh subur dan dianggap sebagai "musim semi", sementara para pencari keadilan dan pembela kebenaran dihukum dan dipermalukan. Ini mencerminkan adanya ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap orang-orang dengan pandangan dan keyakinan yang berbeda.

Kritik terhadap Ketidakadilan: Penulis menyatakan ketidaksetujuannya terhadap ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Kesalahan dan tindakan yang tidak bermoral seringkali diamini atau bahkan dirayakan secara terbuka, sementara para pencari kebenaran dan keadilan malah dihukum dan dicap sebagai musuh. Hal ini mencerminkan kekecewaan penulis terhadap moralitas dan integritas dalam masyarakat.

Perpecahan dan Pengkhianatan: Puisi ini menggambarkan gambaran yang menyedihkan tentang perpecahan dalam masyarakat, di mana tubuh-tubuh kita yang dulu bersatu kini terbelah dan terpisah. Perpecahan ini disebabkan oleh tindakan pengkhianatan dan ambisi yang tidak bertanggung jawab dari pihak-pihak yang tidak dikenal. Ini mencerminkan penderitaan akibat perpecahan dan pengkhianatan dalam masyarakat.

Harapan akan Persatuan: Meskipun puisi ini menggambarkan kondisi yang gelap dan penuh ketidakadilan, ada juga sentuhan harapan akan persatuan dan kebersamaan. Penulis menyiratkan bahwa meskipun tubuh-tubuh kita terbelah dan terpisah, masih ada harapan untuk bersatu kembali dan mengatasi perpecahan yang ada.

Dengan demikian, puisi "Negeri yang Terbelah" karya Helvy Tiana Rosa adalah sebuah karya yang kuat dan tajam yang menyampaikan kritik terhadap ketidakadilan, polarisasi politik, dan perpecahan dalam masyarakat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya keadilan, persatuan, dan kebenaran dalam membangun sebuah masyarakat yang adil dan harmonis.

Helvy Tiana Rosa
Puisi: Negeri yang Terbelah
Karya: Helvy Tiana Rosa

Biodata Helvy Tiana Rosa:
  • Dr. Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum. lahir pada tanggal 2 April 1970 di Medan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.