Puisi: Maukah Engkau Jadi Kekasihku (Karya Cokorda Sawitri)

Puisi "Maukah Engkau Jadi Kekasihku" menggambarkan perasaan cinta dan kerinduan yang mendalam, serta keraguan yang muncul dalam hubungan.
Maukah Engkau Jadi Kekasihku

maukah engkau jadi kekasihku
memandang nirwana
sebagai belantara yang tak bersemai
duduk menanti
rembulan pecah ke bumi
jadi cahaya yang membuat senyum melambung

memang tak kumiliki kesetiaan juga usia
tidaklah merentang mengikat impian
hatiku adalah malam
setiap mimpi warnanya berganti

maukah engkau jadi kekasihku
bertukar tatap ceritalah pada bintang
di bumi ada yang setia seperti rumput
menanti hatimu sudi terpinang
menjadi pengantin langit
yang dirindukan semua peri

maukah engkau jadi kekasihku
penabur cinta di ladang sepi
mari panen jadi ikatan

ahai! kelazimankah ini
membiarkan hati kehilangan ruangnya?
sebelum ragu jadi akalku
sekali lagi;
maukah engkau jadi kekasihku?

Analisis Puisi:

Puisi "Maukah Engkau Jadi Kekasihku" menggambarkan perasaan cinta dan kerinduan yang mendalam, serta keraguan yang muncul dalam hubungan. Puisi ini ditulis oleh Cokorda Sawitri, seorang penyair yang mampu mengekspresikan kompleksitas emosi melalui bahasa yang indah dan bermakna.

Permintaan Cinta yang Mendalam: Puisi ini dibuka dengan permintaan yang tulus: "maukah engkau jadi kekasihku". Ini mencerminkan keinginan yang mendalam dari penyair untuk memiliki kekasih yang diidamkan. Penyair menggambarkan keinginan untuk bersama-sama menghadapi kehidupan dengan penuh cinta dan kebersamaan.

Kontras antara Nirwana dan Realitas: Di bait pertama, penyair memandang nirwana sebagai suatu tempat yang damai dan sempurna, tetapi realitasnya adalah belantara yang sepi dan sunyi. Ini mencerminkan perasaan kesepian dan kekosongan yang dirasakan penyair, dan keinginan untuk memiliki seseorang yang dapat mengisi kekosongan tersebut.

Keraguan dan Keberanian dalam Cinta: Puisi ini mencerminkan keraguan penyair tentang hubungan cinta, di mana ia menyadari bahwa kesetiaan dan masa depan tidak selalu dapat dijamin. Namun, meskipun ada keraguan, penyair tetap meminta kekasihnya untuk bersama-sama menjalani perjalanan cinta yang penuh dengan keberanian dan kepercayaan.

Simbolisme Alam dan Perjalanan Cinta: Penyair menggunakan simbolisme alam seperti bulan, bintang, dan rumput untuk menggambarkan perjalanan cinta yang indah dan penuh dengan keajaiban. Penyair mengajak kekasihnya untuk menjadi bagian dari perjalanan cinta ini, di mana keduanya dapat menemukan kebahagiaan dan keabadian.

Puisi "Maukah Engkau Jadi Kekasihku" adalah sebuah karya sastra yang memperlihatkan kompleksitas emosi dalam hubungan cinta. Dengan bahasa yang indah dan penuh makna, penyair berhasil menggambarkan perasaan kerinduan, keraguan, dan keberanian yang melandai sebuah hubungan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti sejati dari cinta, kesetiaan, dan keberanian dalam menjalani hubungan yang penuh dengan perjuangan dan keindahan.

Puisi
Puisi: Maukah Engkau Jadi Kekasihku
Karya: Cokorda Sawitri
Biodata Cokorda Sawitri:
  • Cokorda Sawitri lahir pada tanggal 1 September 1968 di Sidemen, Karangasem, Bali.
  • Cokorda Sawitri  meninggal dunia pada tanggal 4 April 2024 di Renon, Bali.
© Sepenuhnya. All rights reserved.