Puisi: Mari, Mari Belajar Lagi (Karya Suminto A. Sayuti)

Puisi "Mari, Mari Belajar Lagi" karya Suminto A. Sayuti mengajak pembaca untuk merenung dan memahami lebih dalam tentang makna Cinta dan ...
Mari, Mari Belajar Lagi

Sudah terlampau lama mata kita yang terbuka
Selalu gagal membaca
dan rabun pada isyarat-isyarat Cinta
Kita membaca gelombang hanya ketika pasang
Kita membaca laut hanya tatkala hati susut
Kita membaca angin hanya ketika suasana dingin
Kita membaca badai hanya ketika hati sangsai

Lembaran-lembaran hikayat
yang ditulis tangan-tangan agung
hanya kita buka
ketika hati linglung dan bingung
Senandung ayat-ayat bergema
dan menggeliat
hanya ketika kita merasa hampir tamat
kita selalu gagal menyelam di telaga hikmat
kerna kita hampir selalu lupa sangkan-paran alamat

Mari kembali kita belajar membaca
Membaca diri, membaca untingan kata hati
Mari kita maknai surat-surat Cinta
Yang dikirim lewat berbagai cuaca
Tanpa perangko, kecuali jiwa selalu berjaga
Mari bangkit berdiri sambil berkaca
Di keluasan Cakrawala
Merajut hari, melangkahi pematang senja
Merambah malam, menyongsong fajar pagi!


Analisis Puisi:
Puisi "Mari, Mari Belajar Lagi" karya Suminto A. Sayuti adalah sebuah panggilan untuk merenung dan memahami lebih dalam tentang makna Cinta dan hikmat kehidupan.

Ketidakmampuan Membaca Isyarat Cinta: Penyair mengekspresikan ketidakmampuan kita untuk memahami isyarat Cinta yang seringkali tersembunyi di sekitar kita. Mata kita seringkali "rabun" dan gagal membaca gelombang cinta, laut hati, angin perasaan, dan badai emosi.

Lembaran-Lembaran Hikayat dan Ayat-Ayat Bergema: Penyair menggambarkan hikmat kehidupan dan ayat-ayat cinta yang terkandung dalam alam semesta, tetapi seringkali kita hanya membuka lembaran-lembaran hikayat ini ketika kita dalam keadaan linglung dan bingung. Kita lupa untuk menyelami hikmat kehidupan dan alam semesta ini dalam keadaan sadar dan penuh perhatian.

Panggilan untuk Belajar Membaca Kembali: Puisi ini merupakan sebuah panggilan untuk kembali belajar membaca: membaca diri sendiri, membaca isyarat-isyarat hati, dan memaknai surat-surat cinta yang dikirim oleh alam semesta. Penyair mengajak kita untuk lebih peka terhadap tanda-tanda kehidupan dan belajar merenung dengan lebih dalam.

Merenung di Bawah Cakrawala: Penyair mengajak kita untuk merenung di bawah cakrawala yang luas, merajut hari-hari dengan penuh pemahaman dan kesadaran akan makna kehidupan. Puisi ini menggambarkan sebuah perjalanan spiritual dan pencarian makna yang mendalam dalam kehidupan.

Gaya Bahasa dan Imaji: Suminto A. Sayuti menggunakan bahasa yang kaya dan imaji yang kuat untuk menyampaikan pesannya. Metafora alam, seperti gelombang laut, angin, dan matahari terbit, digunakan secara efektif untuk menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan.

Pesan dan Makna: Melalui puisi ini, Suminto A. Sayuti ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dan merenungkan isyarat Cinta dan hikmat kehidupan yang tersembunyi di sekitar kita. Puisi ini mengajak kita untuk menjadi lebih sadar dan peka terhadap keindahan dan makna yang ada dalam kehidupan.

Puisi "Mari, Mari Belajar Lagi" karya Suminto A. Sayuti adalah sebuah karya yang memikat dan menginspirasi, mengajak pembaca untuk merenung dan memahami lebih dalam tentang makna Cinta dan kebijaksanaan kehidupan. Melalui bahasa yang indah dan imaji yang kuat, penyair berhasil menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan dengan penuh kepekaan dan kebijaksanaan.

Suminto A. Sayuti
Puisi: Mari, Mari Belajar Lagi
Karya: Suminto A. Sayuti

Biodata Suminto A. Sayuti:
  • Prof. Dr. Suminto A. Sayuti lahir pada tanggal 26 Oktober 1956 di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.