Lelaki dalam Rindu Abadiku
Suatu hari ia melintas dalam mimpiku. Aku mengejarnya
Ia melambaikan tangan, mengajakku bergegas
"Aku ingin melihatmu lebih jelas, Kekasih!" seruku,
"Aku ingin memelukmu!" Aku menangis
Ia terus berjalan bersama awan yang tak henti menaunginya
Lalu sebuah suara indah terdengar,
"Setialah melangkah bersamaku di sabilillah"
Aku terbangun,
tetapi lelaki itu tak pernah pergi dari denyutku
Sejak dahulu hingga kini tiap kata dan langkahnya
memantik cahaya di jiwa
Semesta menjalin asa dari keteduhannya
Bulan terbelah oleh kegagahan cintanya
Aku tersaruk saruk menahan rasa yang kian buncah,
dari sunnah ke sunnah, dari sirah ke sirah, dari shalawat ke shalawat
Di tiap gerak dan perjalanan rindu kusebut dan kusemat namanya:
Muhammad SAW Pahlawan utama, Kekasih Sejati Ummat,
rindu abadiku hingga surga
Depok, April 2013
Analisis Puisi:
Puisi "Lelaki dalam Rindu Abadiku" karya Helvy Tiana Rosa adalah sebuah karya yang penuh dengan makna dan kekaguman akan sosok lelaki yang menjadi pusat rindu dan kecintaan. Puisi ini menggambarkan perjalanan jiwa seorang individu yang penuh dengan kerinduan akan sosok lelaki, Muhammad SAW, yang menjadi inspirasi dan cahaya dalam hidupnya.
Tema Rindu dan Kecintaan: Salah satu tema utama yang terdapat dalam puisi ini adalah tema rindu dan kecintaan. Puisi ini menggambarkan kerinduan yang mendalam akan sosok lelaki yang menjadi pusat perhatian dan cinta dalam hidup penyair. Kerinduan ini tergambar melalui penggambaran tokoh lelaki yang terus menghiasi mimpi dan pikiran penyair, serta kerinduan yang tiada henti dalam setiap langkah dan kata-kata yang diucapkan.
Keagungan Sosok Lelaki: Puisi ini juga mencerminkan keagungan sosok lelaki yang menjadi pusat perhatian. Sosok lelaki dalam puisi ini digambarkan sebagai sesuatu yang misterius namun penuh dengan keanggunan dan keagungan. Ia diibaratkan sebagai sosok yang terus menghiasi langit-langit mimpi penyair, dan kehadirannya menjadi sumber cahaya dan inspirasi dalam kegelapan hidupnya.
Penggunaan Ikon dan Simbol Keislaman: Penggunaan ikon dan simbol keislaman juga turut mendominasi puisi ini. Dengan menyebutkan istilah-istilah keislaman seperti sunnah, sirah, dan shalawat, puisi ini menghadirkan dimensi spiritual yang mendalam. Sosok lelaki dalam puisi ini diidentifikasi sebagai sosok yang terkait erat dengan keagungan keislaman, yang menjadi teladan dan inspirasi utama bagi penyair.
Gaya Bahasa dan Imaji: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang kaya dan imaji yang kuat untuk menggambarkan kerinduan dan kekaguman akan sosok lelaki. Penggunaan bahasa yang metaforis dan simbolis memberikan kedalaman pada pengalaman emosional penyair. Contohnya, penggambaran lelaki yang "melintas dalam mimpiku" dan "melambai tangan, mengajakku bergegas" menggambarkan kehadiran sosok lelaki sebagai sesuatu yang mistis dan mengundang keinginan untuk dikejar.
Makna Kemanusiaan dan Kehidupan Rohani: Secara keseluruhan, puisi ini membawa makna tentang kemanusiaan dan kehidupan rohani. Kerinduan yang mendalam terhadap nabi Muhammad SAW tidak hanya sekadar tentang duniawi, tetapi juga tentang rohani yang membimbing dan menginspirasi dalam perjalanan spiritual. Melalui puisi ini, penyair menggambarkan pengalaman pribadi yang merentangkan antara dunia materi dan spiritual, di mana kehadiran sosok lelaki menjadi jembatan yang menghubungkan keduanya.
Dengan demikian, puisi "Lelaki dalam Rindu Abadiku" adalah sebuah puisi yang mempersembahkan pengalaman emosional dan spiritual yang mendalam melalui penggambaran kerinduan akan sosok lelaki yang menjadi pusat perhatian dan inspirasi dalam kehidupan penyair.
Karya: Helvy Tiana Rosa
Biodata Helvy Tiana Rosa:
- Dr. Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum. lahir pada tanggal 2 April 1970 di Medan.