Puisi: Kornea (Karya Lenon Machali)

Puisi "Kornea" karya Lenon Machali menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia, hubungan antara alam dan manusia, serta pertanyaan tentang ....
Kornea

Kau gugah langit pada istirahat senja di ufuk
dalam sumur matahariku berpendaran putik tembaga
t’lah kau ukir, hutan akaran mozaik
bertebaran dedaunan gemuruh pada jemari
tanganku selesai menggapai wajah sendiri

Kini kaca di rumah kita menyanyi senantiasa iba
agar polifon suara kita menyentuh jendela laba-laba
jalinan ruas, membentang pukatmu

Pernik merjan senyatanya telah mengkristal kitab
Sungai yang mengaliri lorong membeku bersama sayap
Tinggalkan fosil dan bukit kapur tetaplah lumutan
Kerdip kelopak anggur terlanjur jadi kolesom
Menua dalam rahim ibuku.

Kuseru pelagi senja sia-sia pejam mengindra
Bedug tersungkur, ia gamang suara mikrofon rindu
Pusaran air meruang tapak tangan dalam sujudmu
Kelak menjelma selaksa dinding kedap suara

Sepasang burung malam
Mengais bayangan mencari
Sepasang makam!

Analisis Puisi:

Puisi "Kornea" karya Lenon Machali adalah sebuah karya sastra yang memukau dengan keindahan bahasa dan gambaran yang kaya akan makna. Melalui metafora dan gambaran alam, Lenon menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia, hubungan antara alam dan manusia, serta pertanyaan tentang eksistensi dan makna kehidupan.

Kegelapan dan Terang: Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang langit pada saat senja, yang menggambarkan kontras antara kegelapan dan terang. Metafora ini menciptakan gambaran tentang dualitas kehidupan, di mana ada kegelapan dan terang, kesedihan dan kebahagiaan.

Hubungan dengan Alam: Lenon menggambarkan hubungan antara manusia dan alam melalui metafora hutan akaran mozaik dan dedaunan gemuruh. Ini menciptakan gambaran tentang harmoni antara manusia dan alam, serta keindahan dan keajaiban alam yang menginspirasi dan mempesona.

Refleksi Diri: Puisi ini juga mengeksplorasi tema refleksi diri dan pencarian identitas. Lenon menyatakan bahwa tangannya telah selesai menggapai wajah sendiri, menunjukkan bahwa proses introspeksi dan pemahaman diri telah terjadi.

Simbolisme Kaca: Kaca di rumah menjadi simbol yang penting dalam puisi ini. Lenon menyatakan bahwa kaca menyanyi senantiasa iba, menunjukkan bahwa kaca menjadi saksi dan pembawa perasaan dalam hubungan manusia. Ini menciptakan gambaran tentang hubungan antara manusia dengan dunia luar dan pertukaran emosi melalui benda mati.

Pertanyaan Eksistensial: Penutup puisi menghadirkan pertanyaan eksistensial tentang keberadaan dan makna kehidupan. Metafora tentang bedug tersungkur dan pusaran air meruang tapak tangan dalam sujud menunjukkan kompleksitas dan misteri kehidupan manusia, serta pencarian akan makna yang dalam dan universal.

Secara keseluruhan, puisi "Kornea" karya Lenon Machali adalah sebuah karya sastra yang memukau dengan keindahan bahasa dan gambaran yang mendalam. Melalui metafora dan gambaran alam, Lenon mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan antara manusia dan alam, refleksi diri, dan pertanyaan eksistensial tentang makna kehidupan.

Puisi
Puisi: Kornea
Karya: Lenon Machali

Biodata Lenon Machali:
  • Lenon Machali lahir pada tanggal 13 Maret 1953 di Gresik.
  • Lenon Machali meninggal dunia pada Juli 2016.
© Sepenuhnya. All rights reserved.