Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Kesunyian (Karya Rakai Lukman)

Puisi "Kesunyian" karya Rakai Lukman menghadirkan gambaran kesunyian dalam kehidupan manusia, serta refleksi tentang makna dan pengalaman yang ....
Kesunyian (1)

Bunga tumbuh di halaman, meranggas di ulu waktu
Menyisakan goresan masa silam
Tenggelam di keruh rawa-rawa
Membawa mata nyalangku pada pohon pisang
Prasasti duka-lara
Wajahku digilas gamang
Esok Mengunyah siapa, melahap apa
Berseteru merebut sunyi yang akut
Mengangkutku ke pucuk daun-daun
Mengeja suara-suara lirih pagi buta
Yang tercabik kabut biru.

Luruh jantungku digilas-gilas sepi
Meniti kelok jalur pikir yang kikir
Disapu sepoi embun
Fajar belum singsing baju
Tasbihku mengalir di hamparan tak tentu
Celoteh kecil hamba yang muram
Dzikirku yang mampat tak berpori
Keliaran bersekutu dengan mimpi-mimpi
Menggurita dadaku.

Rumput tumbuh memangkas bunga-bunga
Pemotong anggun tahmidku, memuji alam naluri
Tergeletak di pangkuan pagi.

Analisis Puisi:

Puisi "Kesunyian" karya Rakai Lukman adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran kesunyian dalam kehidupan manusia, serta refleksi tentang makna dan pengalaman yang terkandung di dalamnya. Dengan penggunaan bahasa yang metaforis dan imajinatif, Lukman mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehampaan, kegelapan, dan juga keindahan yang terdapat dalam kesunyian.

Gambaran Alam dan Waktu: Puisi ini dibuka dengan gambaran alam yang kuat, dengan penggambaran bunga yang tumbuh dan meranggas di halaman, serta keruhnya rawa-rawa. Metafora alam ini menciptakan suasana yang gelap dan suram, yang mencerminkan kesunyian dan kekosongan yang ada dalam kehidupan manusia.

Kehampaan dan Duka-lara: Lukman menggambarkan pengalaman kehampaan dan duka-lara yang mendalam melalui metafora seperti "prasasti duka-lara" dan "wajahku digilas gamang". Hal ini menciptakan gambaran tentang perjalanan emosional yang sulit dan penuh dengan kesedihan, di mana individu merenungkan masa lalunya yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan.

Refleksi Spiritual: Puisi ini juga mencerminkan refleksi spiritual yang mendalam, dengan penggunaan kata-kata seperti "tasbihku mengalir" dan "dzikirku yang mampat tak berpori". Lukman mengeksplorasi hubungan antara manusia dan spiritualitas, serta pencarian makna dan kedamaian dalam kesunyian dan kesendirian.

Keterhubungan dengan Alam: Melalui gambaran tentang rumput yang memangkas bunga-bunga, Lukman mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keterhubungan manusia dengan alam. Metafora ini menciptakan gambaran tentang siklus kehidupan dan perubahan yang terjadi dalam alam, serta hubungan antara kehidupan manusia dan alam semesta.

Keindahan dalam Kesunyian: Meskipun menggambarkan kesunyian dan kegelapan, puisi ini juga mengandung keindahan dalam kesendirian. Lukman menciptakan gambaran tentang keindahan alam dan pengalaman spiritual yang dapat ditemukan dalam kesunyian, serta kekuatan yang ada dalam keheningan dan kesederhanaan.

Secara keseluruhan, puisi "Kesunyian" karya Rakai Lukman adalah sebuah karya sastra yang memikat dengan penggunaan bahasa yang indah dan metaforis, serta refleksi yang mendalam tentang kehidupan, kesunyian, dan spiritualitas. Melalui gambaran alam, pengalaman emosional, dan refleksi spiritual, Lukman mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan dan keterhubungan dengan alam dan spiritualitas.

Puisi
Puisi: Kesunyian
Karya: Rakai Lukman

Biodata Rakai Lukman:
  • Rakai Lukman (Lukmanul Hakim) lahir pada 1983 di Gresik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.