Puisi: Kami Menolak (Karya Sosiawan Leak)

Puisi "Kami Menolak" karya Sosiawan Leak menggambarkan penolakan terhadap ketidakadilan sosial, kemiskinan, ketidaktahuan, dan penyakit, serta ...
Kami Menolak

kami menolak miskin
tapi kemiskinan selalu datang seperti kejam binatang
buas dan haus darah!
taring runcing, cakar belukar, dan ludahnya yang api
senantiasa mengintip nasib kami
; memanah para tanah
membakar ladang sawah
serta mencabik-cabik pakaian
di wc umum dan kumuh kamar kontrakan

kami menolak bodoh
tapi kebodohan selalu menghadang bagai mata pedang
merajang-rajang kedalaman pikiran
bersama tikaman dendam dan kekerasan
lolos dari sarungnya
kelesotan di para kulit, daging, dan urat ajal
demi kehidupan dangkal
; harta, kedudukan serta birahi purba
juga buta keyakinan atas nama tuhan.
mereka malih rupa kurikulum uji ajal,
ongkos sekolah mahal,
buku-buku tak bermutu
juga gaji menjulang para guru.

kami menolak sakit
tapi virus dan hama selalu menikam
merupa kilau tombak dan belati tajam
juga sekrup dan paku
di bom-bom liar yang sengaja diledakkan
di antara desing peluru dan popor senapan
membiakkan obat-obatan kadaluwarsa
melahirkan petugas kesehatan bermata buram
jelmaan monster tanpa rupa
yang mengguritakan sekarat
di setiap kehidupan sia-sia...

13 Oktober 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Kami Menolak" karya Sosiawan Leak menggambarkan penolakan terhadap ketidakadilan sosial, kemiskinan, ketidaktahuan, dan penyakit, serta kecaman terhadap sistem yang memperkuat ketidaksetaraan dan penderitaan.

Penolakan terhadap Kemiskinan: Penyair mengekspresikan penolakan terhadap kemiskinan yang membelenggu dan menyiksa banyak orang. Dengan menggunakan gambaran "kejam binatang buas", puisi ini menyoroti kebrutalan dan ketidakmanusiaan kemiskinan yang merajalela.

Penolakan terhadap Kebodohan: Puisi ini mengecam kebodohan yang menjebak manusia dalam lingkaran kekerasan dan kemiskinan. Kemiskinan dan kebodohan dianggap sebagai dua sisi dari kondisi yang sama-sama menindas dan merampas hak asasi manusia.

Penolakan terhadap Penyakit dan Penderitaan: Penyair menggambarkan penolakan terhadap penyakit dan penderitaan yang melanda masyarakat. Virus, hama, dan kekerasan disajikan sebagai ancaman yang merusak dan mematikan, sementara sistem yang tidak berpihak kepada rakyat menyebabkan ketersediaan obat-obatan yang kadaluwarsa dan pelayanan kesehatan yang buruk.

Kritik terhadap Sistem: Puisi ini juga mencakup kritik terhadap sistem pendidikan dan kesehatan yang tidak merata dan tidak adil. Kurikulum yang tidak memadai, biaya sekolah yang tinggi, dan pelayanan kesehatan yang buruk menunjukkan ketidakadilan sistem yang lebih memihak kepada orang-orang berduit.

Penolakan terhadap Keadaan Sosial yang Tidak Adil: Secara keseluruhan, puisi ini adalah penolakan terhadap keadaan sosial yang tidak adil dan penyimpangan yang merugikan banyak orang. Melalui penggunaan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah, penyair mengekspresikan keinginan untuk perubahan dan keadilan dalam masyarakat.

Puisi "Kami Menolak" karya Sosiawan Leak adalah sebuah karya yang menggambarkan penolakan terhadap ketidakadilan sosial, kemiskinan, kebodohan, dan penyakit. Dengan kritik yang tajam terhadap sistem yang merugikan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan bertindak untuk menciptakan perubahan yang lebih adil dan manusiawi.

Sosiawan Leak
Puisi: Kami Menolak
Karya: Sosiawan Leak

Biodata Sosiawan Leak:
  • Sosiawan Leak (nama asli Sosiawan Budi Sulistyo) lahir pada tanggal 23 September 1967 di Kampung Somadilagan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.