Puisi: Isyarat Maghrib (Karya Iman Budhi Santosa)

Puisi "Isyarat Maghrib" karya Iman Budhi Santosa memancarkan keindahan alam dan mendalamnya makna spiritualitas dalam konteks waktu Maghrib.
Isyarat Maghrib

Menyaksikan langit merayap jingga
masjid-masjid menyala, bersuara
daun pohon merunduk luruh
burung menyimpan sayap serta paruh
debu mengendap. Belukar semakin lindap
mata dan hari rindu berkejaran
menikmati bulan di bubungan atap

Lupakanlah esok masih jauh
malam baru akan tertanam
belum jelas bunga atau tuba
terpanen di akhir cerita

Lupakan kini saatnya bersuci
membasuh kaki, membersihkan tangan?
Ribuan kesempatan tak mungkin berulang
sebelum dilaporkan, dipertanggungjawabkan
Rinci dan memuaskan

Lupakah sunyi waktunya menguji
Doa yang kita miliki. Dan Maghrib
isyarat perjalanan gaib
menuju Tuhan. Menyiapkan malam
bukan sebuah perjalanan merantau
ke lembah hitam menakutkan.

Analisis Puisi:

Puisi "Isyarat Maghrib" karya Iman Budhi Santosa adalah sebuah karya sastra yang memancarkan keindahan alam dan mendalamnya makna spiritualitas dalam konteks waktu Maghrib. Dengan gambaran-gambaran alam dan refleksi tentang kewajiban agama, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas dalam keseharian.

Keindahan Alam pada Waktu Maghrib: Puisi ini dibuka dengan gambaran keindahan langit yang merayap jingga pada waktu Maghrib. Penyair menggambarkan suasana senja dengan pohon yang merunduk, burung yang menyimpan sayap, dan debu yang mengendap, menciptakan atmosfer yang penuh dengan kedamaian dan keheningan alam.

Pemahaman tentang Waktu dan Kewajiban Agama: Penyair menekankan pentingnya memahami waktu dan kewajiban agama, khususnya dalam konteks waktu Maghrib. Melalui kata-katanya, ia mengajak pembaca untuk merenungkan bahwa waktu berharga dan tidak akan berulang, sehingga penting bagi manusia untuk memanfaatkannya dengan baik, baik dalam ibadah maupun dalam kesadaran akan kehadiran Tuhan.

Simbolisme Maghrib: Waktu Maghrib dipandang sebagai isyarat perjalanan menuju Tuhan. Penyair menggambarkan Maghrib sebagai sebuah perjalanan gaib yang membawa manusia menuju Tuhan, bukan sekadar perjalanan fisik menuju tempat yang gelap dan menakutkan.

Penghapusan Kekhawatiran akan Masa Depan: Puisi ini mengajak pembaca untuk melupakan kekhawatiran akan masa depan yang belum pasti. Penyair menekankan pentingnya fokus pada saat ini, pada waktu yang ada, dan menjalani setiap momen dengan kesadaran dan ketundukan terhadap Tuhan.

Ujian dan Kesiapan dalam Spiritualitas: Penutup puisi menekankan pentingnya menguji doa dan kesiapan spiritual dalam menghadapi waktu Maghrib. Ini menciptakan gambaran tentang pentingnya menjalani hidup dengan kesadaran akan Tuhan dan kesiapan dalam menghadapi perjalanan spiritual menuju-Nya.

Secara keseluruhan, puisi "Isyarat Maghrib" karya Iman Budhi Santosa adalah sebuah karya sastra yang memukau dengan gambaran alam yang indah dan pemikiran yang mendalam tentang spiritualitas dan kewajiban agama pada waktu Maghrib. Penyair mengajak pembaca untuk merenungkan makna waktu dan kesadaran spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Iman Budhi Santosa
Puisi: Isyarat Maghrib
Karya: Iman Budhi Santosa

Biodata Iman Budhi Santosa:
  • Iman Budhi Santosa pada tanggal 28 Maret 1948 di Kauman, Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
  • Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2020 (pada usia 72 tahun) di Dipowinatan, Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.