Guruku
Di dalam kegelapan, engkaulah lenteraku
Dalam kehausan, engkaulah embun penyejuk
Dalam kebutaan hati, engkau menuntunku
Dalam suramnya hidup, kau berikan kasih sayangmu
Jika ada persoalan hidup, kau berikan jawaban
Dalam keputusasaan, engkau beri kami harapan
Dalam kesesatan, engkau baikan kompas
Dalam heningnya hidup, kau hiaskan harmoni
Kau perangi kebodohan demi kami
Engkau menghiburku saat aku sedih
Engkau memotivasiku
Engkaulah yang membangun hasratku
Engkaulah pelangi di tengah badai
Penghasil tunas bangsa
Engkaulah hujan di padang Sahara
Engkaulah penyejuk hati
Oh guruku...
Engkaulah pahlawan sejati
Pemberantas kebodohan
Jasamu tak akan dapat kubalas
Analisis Puisi:
Puisi "Guruku" karya Aisyah Noor Fatihah adalah sebuah penghormatan yang dalam dan penuh penghargaan terhadap peran seorang guru dalam kehidupan individu. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan guru sebagai sosok yang hadir dalam berbagai kondisi kehidupan, memberikan cahaya di tengah kegelapan, kebijaksanaan di tengah kebingungan, dan kehangatan di tengah kehampaan.
Tema Sentral, Penghargaan terhadap Guru: Tema sentral yang muncul dalam puisi ini adalah penghargaan terhadap peran guru dalam kehidupan individu. Puisi ini memuliakan guru sebagai sosok yang memberikan bimbingan, inspirasi, dan keberanian kepada murid-muridnya.
Penggambaran Simbolis: Puisi ini menggunakan banyak metafora dan simbol-simbol untuk menggambarkan peran guru:
- Lentera di Kegelapan: Guru diibaratkan sebagai lentera yang menerangi kegelapan, menunjukkan bahwa guru memberikan pencerahan dan arahan di saat-saat sulit.
- Embun Penyejuk di Kehausan: Guru diibaratkan sebagai embun yang menyegarkan di saat-saat kehausan, menunjukkan bahwa guru memberikan ketenangan dan keteguhan di tengah kesulitan.
- Kompas di Kesesatan: Guru diibaratkan sebagai kompas yang memberi arah di saat-saat kesesatan, menunjukkan bahwa guru memberikan petunjuk dan panduan di saat-saat kebingungan.
Pengalaman Pribadi dan Universal: Meskipun puisi ini mungkin merupakan ungkapan pribadi penulis terhadap pengalaman dengan guru tertentu, namun pesan yang disampaikan bersifat universal. Puisi ini dapat memicu perasaan penghargaan terhadap guru tidak hanya dari penulisnya, tetapi juga dari pembaca yang mengalami pengalaman serupa.
Gaya Bahasa yang Emosional: Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini sangat emosional dan mengandung rasa terima kasih yang mendalam. Penulis menggunakan kata-kata yang indah dan kuat untuk menyampaikan rasa kagum dan penghargaannya terhadap guru.
Puisi "Guruku" karya Aisyah Noor Fatihah merupakan sebuah penghormatan yang indah terhadap peran guru dalam kehidupan. Melalui penggambaran simbolis dan penggunaan bahasa yang emosional, puisi ini menggambarkan guru sebagai sosok yang penuh cinta dan pengabdian, yang memberikan cahaya, bimbingan, dan harapan kepada murid-muridnya. Dengan kata-kata yang sederhana namun menggugah, puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan memuliakan peran guru dalam pembentukan karakter dan masa depan generasi mendatang.
Karya: Aisyah Noor Fatihah