Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Embun Setitik Pada Salib Biru (Karya Iwan Simatupang)

Puisi "Embun Setitik Pada Salib Biru" karya Iwan Simatupang menghadirkan gambaran tentang perjumpaan antara alam dan spiritualitas, serta tentang ...
Embun Setitik Pada Salib Biru

Gegar petir satu malam
Atas bukitbatu di satu teluk

        Jauh
        Kelam

Embun setitik hanya jatuh

Salib yang terpancang atas bukitbatu
(dari penghunibiara yang jadi perompak

        – Berakhir pertapa
        (dibatubatu)

Penuh lumutbatu bewarna biru

Dalam denyar sekilas dari petirlalu
Tampak salibbiru gemetar

        Sebentar
        Terharu

Embun setitik atasnya: linangbiru –

Di celah kenang dan kelam

Sumber: Majalah Zenit (November, 1953)

Analisis Puisi:

Puisi "Embun Setitik Pada Salib Biru" karya Iwan Simatupang adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran tentang perjumpaan antara alam dan spiritualitas, serta tentang perjalanan manusia dalam mencari makna kehidupan.

Kontras Alam dan Spiritualitas: Puisi ini menggambarkan kontras antara alam yang ganas dan kehadiran spiritualitas. Gegar petir dan kegelapan malam menciptakan suasana yang menakutkan dan menegangkan, sementara embun setitik yang jatuh menambahkan sentuhan ketenangan dan kesucian. Salib biru yang terpancang di atas bukit batu menjadi titik fokus dari perjumpaan antara alam dan spiritualitas.

Simbolisme Salib Biru: Salib biru dalam puisi ini menjadi simbol dari agama dan keberadaan spiritual. Namun, dengan menyebutkan bahwa salib tersebut berasal dari penghuni biara yang menjadi perompak, penyair mungkin ingin menyampaikan pesan tentang keputusasaan atau keraguan terhadap nilai-nilai keagamaan yang dipegang teguh.

Warna Biru: Warna biru yang muncul dalam puisi ini memiliki makna yang mendalam. Lumut batu berwarna biru dan embun setitik yang linang biru menambahkan dimensi keindahan dan ketenangan. Warna biru juga bisa melambangkan keabadian, kebenaran, atau spiritualitas yang murni.

Pertapa yang Terharu: Penyair menutup puisi dengan gambaran seorang pertapa yang terharu melihat salib biru gemetar di bawah hentakan petir. Ini menggambarkan momen ketika seseorang mengalami pengalaman spiritual yang mendalam, mungkin merasakan kehadiran yang suci dan menggetarkan hati.

Puisi "Embun Setitik Pada Salib Biru" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjumpaan antara alam dan spiritualitas, serta perjalanan manusia dalam mencari makna kehidupan. Dengan menggunakan simbolisme dan gambaran alam yang kuat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang keberadaan manusia di tengah kekuatan alam dan kehadiran spiritualitas yang misterius.

Iwan Simatupang
Puisi: Embun Setitik Pada Salib Biru
Karya: Iwan Simatupang

Biodata Iwan Simatupang:
  • Iwan Simatupang (Iwan Maratua Dongan Simatupang) lahir pada tanggal 18 Januari 1928 di Sibolga, Sumatera Utara.
  • Iwan Simatupang meninggal dunia pada tanggal 4 Agustus 1970 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.