Di Tepi Sungai Sebuah Kota
Mimpi apa yang kau bawa hari ini?
Tak ada cerita yang tersisa lagi
Di antara kepulan asap rokok
Para pedagang yang lelah
Menepikan hari-hari yang panjang
Air yang menghilir
Telah membawa sampan sampai jauh
Membawa kehidupan yang tak berubah
Bagi anak-anak dan istri
Cinta yang tak terbagi
Hujan yang terus luruh
Merindukan tanah basah
Di pinggir waktu
Anak-anak berlarian mencari mainan
Di antara batu-batu yang diam
Apa yang kau bawa bertahun lama?
Lumut ganggang, enceng gondok atau sampah
Kehidupan yang menyatu
Dalam air yang gemercik
Mengalir kenangan masa silam
Di jembatan bambu
Kita menunggu dengan gelisah
Suara-suara yang pernah kita dengar dulu
Dari rahim ibu yang melahirkan kita
Kecintaan manusia.
Analisis Puisi:
Puisi "Di Tepi Sungai Sebuah Kota" karya Irawan Sandhya Wiraatmaja menggambarkan pemandangan sehari-hari di pinggiran sungai sebuah kota, yang sarat dengan makna kehidupan, kenangan, dan harapan.
Penggambaran Keadaan Sungai dan Aktivitas Sehari-hari: Penyair menggambarkan suasana di tepi sungai sebuah kota, di mana kehidupan berlangsung dengan tenang namun sarat dengan aktivitas. Pemandangan air yang mengalir, anak-anak bermain di pinggir sungai, dan pedagang yang lelah menepikan hari-hari yang panjang memberikan gambaran yang hidup tentang kehidupan sehari-hari di tempat tersebut.
Simbolisme Air Sungai: Air sungai digambarkan sebagai pembawa kehidupan yang tak berubah bagi anak-anak dan istri, serta sebagai pengikat kenangan masa silam. Melalui simbolisme air sungai, penyair menyampaikan pesan tentang keabadian dan kelanjutan kehidupan, serta pentingnya kenangan dalam membangun identitas dan makna dalam kehidupan.
Rindu akan Tanah Basah: Penyair mengekspresikan rindu akan tanah basah yang dipicu oleh hujan yang terus turun. Tanah basah menjadi simbol kehidupan yang subur dan menyatu dengan air sungai, serta sebagai sumber kehidupan bagi manusia dan alam sekitarnya.
Kenangan dan Kecintaan Manusia: Melalui gambaran di jembatan bambu, penyair menyoroti kegelisahan dan kerinduan akan suara-suara masa lalu yang membawa kenangan dan kecintaan manusia. Suara-suara tersebut melambangkan akar-akar kehidupan dan identitas manusia yang terkait erat dengan lingkungan alam dan budaya tempat mereka tinggal.
Penggunaan Bahasa dan Imaji: Irawan Sandhya Wiraatmaja menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna dalam menggambarkan pemandangan sehari-hari di tepi sungai. Imaji-imaji tentang air sungai, hujan, anak-anak berlarian, dan suara-suara masa lalu memberikan warna dan kedalaman pada puisi ini.
Pesan dan Makna: Puisi ini menyampaikan pesan tentang keabadian kehidupan, pentingnya kenangan dan kecintaan manusia terhadap lingkungan alam dan budaya, serta keindahan dalam kesederhanaan kehidupan sehari-hari. Penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang arti hidup dan keberadaan manusia di tengah alam semesta yang luas.
Puisi "Di Tepi Sungai Sebuah Kota" karya Irawan Sandhya Wiraatmaja adalah sebuah pengamatan yang dalam dan indah tentang kehidupan di pinggiran sungai. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair berhasil menggambarkan kehidupan sehari-hari yang sarat dengan kenangan, kecintaan, dan harapan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan dan hubungan manusia dengan alam dan budaya mereka.
Karya: Irawan Sandhya Wiraatmaja
Biodata Irawan Sandhya Wiraatmaja:
- Irawan Sandhya Wiraatmaja adalah nama pena dari Dr. Mustari Irawan, M.P.A.
- Mustari Irawan lahir pada tanggal 21 Juni 1959 di Jakarta.