Puisi: Bisakah Kuasah Belati Imanku (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Bisakah Kuasah Belati Imanku" karya Aspar Paturusi mengeksplorasi konflik batin seorang individu yang merasa kehilangan kedalaman iman dan ...
Bisakah Kuasah Belati Imanku

Allah, bisakah kuasah belati imanku kembali
dan sekalipun tertatih-tatih
perkenankan aku dapat melangkah
di hamparan permadani kemuliaan-Mu

Mungkin belati imanku tidak tajam
bahkan telah mulai berkarat
lantaran kehidupan dunia yang meriah
masih kubiarkan diri terkulai
dalam bius rayuannya

Pada usia seperti ini
tak patut lagi bermohon petunjuk
begitu panjang perjalanan dunia
kulalui dengan segala suka duka
semestinya mampu memilah rupa larangan-Mu
sungguh beku batinku
keras membatu

Kusadari,
di pagi yang redup cahaya mataharinya
diriku penuh luka oleh tikaman dosa
bila ada hamba-Mu lalai dalam bersyukur
aku juga ada di barisannya
bila ada yang selalu terlambat
melafalkan istighfar
aku pun ada di antaranya

Kini,
jika masih bisa memohon
sisa usia masih mampu berarti
tidak terlena lagi
oleh kilatan cahaya duniawi

Allah, bisakah kuasah belati imanku kembali
dan sekalipun tertatih-tatih
perkenankan aku dapat melangkah
di hamparan permadani kemuliaan-Mu

Jakarta, 29 Januari 2019

Analisis Puisi:

Puisi "Bisakah Kuasah Belati Imanku" karya Aspar Paturusi mengeksplorasi konflik batin seorang individu yang merasa kehilangan kedalaman iman dan memohon kepada Tuhan untuk memperbarui imannya.

Permohonan dan Keraguan: Penyair memulai puisi dengan permohonan kepada Allah untuk memperkuat kembali imannya yang terasa pudar. Namun, dalam permohonan tersebut terdapat keraguan dan ketidakpastian atas kemampuannya untuk mengatasi kelemahan imannya.

Metafora Belati Imanku: Belati iman digambarkan sebagai simbol kekuatan spiritual dan ketajaman keyakinan. Namun, dalam puisi ini, belati iman tersebut terasa tumpul dan berkarat, menunjukkan kelemahan dan kerentanan iman sang penyair.

Penggambaran Kehidupan Dunia: Penyair mencerminkan godaan dan distraksi dunia materi yang membuatnya tergoda dan melupakan tujuan spiritualnya. Kehidupan dunia yang meriah dan rayuannya membuatnya terjebak dalam bius yang membuatnya terlupa akan kepentingan spiritualnya.

Kesadaran Akan Dosa dan Keterlambatan: Pada bait keempat, penyair mengakui dosa-dosanya dan kesalahannya dalam bersyukur dan beristighfar. Ia merasa menjadi bagian dari umat yang terlambat dalam ketaatan kepada Tuhan.

Harapan dan Permohonan: Meskipun merasa terluka dan terjatuh oleh dosa, penyair masih memiliki harapan untuk mendapatkan kembali kekuatan imannya. Ia memohon kepada Tuhan untuk memberinya kekuatan dan kesempatan untuk kembali berjalan di jalan yang benar.

Pencarian Spiritual: Puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual seorang individu yang terjebak dalam kesulitan dan keraguan. Meskipun menghadapi tantangan dan kelemahan, ia tetap berusaha untuk mendapatkan kembali kedalaman imannya dan berjalan di jalan yang benar.

Puisi ini merupakan refleksi mendalam tentang pertempuran batin seorang individu dalam menjaga iman dan spiritualitasnya di tengah godaan dan distraksi dunia modern.

Aspar Paturusi
Puisi: Bisakah Kuasah Belati Imanku
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.