Banyu Biru
Sebatang hatiku merebahkan teduh
Rerimbun pohonan, pohon merata
Kasmaranku semerdu tembang semaradana
Menari capung kuning merah
Wajah ganasnya mengkristal
Atas waktu
Dua bunga mentari.
Di atas bangku batu
Akar sukmaku kian melandai
Menggayut telaga, senyum bocah
Hijau mebiru
Dara dan perjaka
Berenangan ke dasar cinta
Mengejar rinduku dahanan senja.
Ah, kenapa segera
Tangga batumu masih melingkar
Merujak angan sejarah
Ada getah di tangkai
Patah
Di mana prabu
Raden gajah,
Aku
Analisis Puisi:
Puisi "Banyu Biru" karya Lenon Machali adalah sebuah karya sastra yang memukau dengan gambaran alam yang indah dan refleksi mendalam tentang kehidupan dan perjalanan emosional manusia. Melalui gambaran alam yang kuat dan penggunaan simbol-simbol, Lenon mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam, kehidupan manusia, dan pencarian makna dalam kehidupan.
Keindahan Alam sebagai Metafora Emosi: Puisi ini memulai dengan gambaran tentang keindahan alam yang mempesona, seperti rerimbun pohonan, tembang semaradana, dan capung kuning merah. Lenon menggunakan gambaran alam sebagai metafora untuk menyampaikan perasaan dan emosi manusia, menciptakan suasana yang penuh dengan kedamaian dan keindahan.
Perjalanan Emosional Manusia: Melalui gambaran tentang akar sukmaku yang melandai dan perjalanannya ke dasar cinta, Lenon menggambarkan perjalanan emosional manusia dalam mencari arti dan makna dalam kehidupan. Ini menciptakan gambaran tentang pencarian diri dan tujuan hidup yang mendalam.
Simbolisme dan Metafora: Puisi ini menggunakan banyak simbol dan metafora, seperti tangga batu yang melingkar, getah di tangkai, dan kehadiran prabu Raden Gajah. Simbol-simbol ini menciptakan lapisan makna dalam puisi, mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas kehidupan dan perjalanan spiritual manusia.
Rasa Kerinduan dan Nostalgia: Ada nuansa kerinduan dan nostalgia yang kuat dalam puisi ini, terutama dalam gambaran tentang senyum bocah dan perjaka yang berenangan ke dasar cinta. Lenon menggambarkan perasaan kerinduan akan masa lalu dan keinginan untuk kembali ke akar-akar yang lebih dalam dalam pencarian makna hidup.
Pencarian Makna dalam Kehidupan: Penutup puisi menciptakan gambaran tentang pencarian makna dalam kehidupan, yang tercermin dalam pertanyaan "Ah, kenapa segera." Ini menciptakan suasana penutup yang penuh dengan refleksi dan introspeksi tentang tujuan hidup dan arah yang diambil oleh manusia.
Secara keseluruhan, puisi "Banyu Biru" karya Lenon Machali adalah sebuah karya sastra yang memukau dengan gambaran alam yang indah dan refleksi mendalam tentang kehidupan manusia dan pencarian makna dalam kehidupan. Lenon mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam, perjalanan emosional manusia, dan pencarian makna dalam kehidupan yang terus berlanjut.
Karya: Lenon Machali
Biodata Lenon Machali:
- Lenon Machali lahir pada tanggal 13 Maret 1953 di Gresik.
- Lenon Machali meninggal dunia pada Juli 2016.